Panen Rambutan Lebak: Dorong Ekonomi Warga Hingga Puluhan Juta Rupiah
Musim panen rambutan di Lebak, Banten, menghasilkan pendapatan jutaan rupiah bagi petani, buruh, hingga pengemudi, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal.
![Panen Rambutan Lebak: Dorong Ekonomi Warga Hingga Puluhan Juta Rupiah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/02/210037.997-panen-rambutan-lebak-dorong-ekonomi-warga-hingga-puluhan-juta-rupiah-1.jpg)
Petani rambutan di Kabupaten Lebak, Banten, tengah menikmati manisnya hasil panen. Musim panen tahun ini terbukti mampu mendongkrak ekonomi masyarakat, menghasilkan pendapatan hingga puluhan juta rupiah per petani. Keberhasilan ini bukan hanya berdampak pada petani, namun juga menciptakan lapangan kerja bagi buruh panjat, pengikat, dan bahkan pengemudi yang mengangkut hasil panen.
Janari (55), seorang petani di Kampung Buruy, Kecamatan Maja, mengungkapkan rasa syukur atas berkah panen rambutan ini. Ia menyebutkan bahwa pendapatan keluarganya meningkat pesat berkat panen yang melimpah. "Kami sangat terbantu pendapatan ekonomi keluarga dengan tibanya musim panen rambutan itu," ujarnya Minggu lalu.
Keuntungan besar didapat karena jumlah buah rambutan per pohon tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Para tengkulak pun berbondong-bondong membeli rambutan langsung dari pohon dengan harga rata-rata Rp2 juta per pohon. Bayangkan, petani yang memiliki 70 pohon bisa meraup keuntungan hingga Rp140 juta!
Janari sendiri berhasil mendapatkan Rp40 juta dari 20 pohon rambutannya, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya menghasilkan Rp10 juta. Kisah sukses serupa juga dialami Memed (50), petani di Curugbitung. Ia memperoleh Rp15 juta dari panen rambutan jenis tengkue dari empat pohonnya, yang menghasilkan 5.000 ikat dengan harga Rp3.000 per ikat.
Rambutan Lebak laris manis dipasarkan hingga Tangerang dan Jakarta. Pedagang eceran pun banyak yang datang langsung ke lokasi panen untuk membeli langsung dengan harga yang sama, Rp3.000 per ikat. "Kami panen rambutan tengkue tahun ini bisa menghasilkan pendapatan puluhan juta rupiah dari 20 pohon," kata Memed dengan penuh rasa syukur.
Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menjelaskan bahwa beberapa kecamatan di Lebak memang tengah memasuki musim panen rambutan. Kecamatan Curugbitung, Maja, Rangkasbitung, Cimarga, Cibadak, dan Sajira menjadi sentra penghasil rambutan karena memang telah menjadi kawasan pengembangan hortikultura sejak tahun 1980-an.
Panen rambutan ini tak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan ekstrem dan pengangguran di daerah tersebut. Pemerintah pun mendorong para petani untuk terus meningkatkan kualitas dan mutu rambutan agar kelak dapat menembus pasar ekspor internasional. "Kami mendorong agar petani terus meningkatkan mutu dan kualitas rambutan hingga bisa diekspor ke luar negeri," kata Deni Iskandar.
Kesimpulannya, panen rambutan di Lebak tahun ini menjadi bukti nyata bagaimana sektor pertanian dapat menjadi penggerak utama perekonomian masyarakat. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi pertanian lokal dan meningkatkan kesejahteraan warganya.