Pedagang Mangga Musiman di Lebak Raup Keuntungan Jutaan Rupiah per Hari
Para pedagang mangga musiman asal Indramayu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah per hari di Kabupaten Lebak, berkat tingginya permintaan dan harga jual yang terjangkau.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Sejumlah pedagang mangga musiman asal Indramayu, Jawa Barat, meraup keuntungan hingga jutaan rupiah per hari di Kabupaten Lebak, Banten. Mereka berjualan di sepanjang jalan protokol Rangkasbitung, seperti Jalan Multatuli, Ir. Djuanda, dan Hardiwinangun, selama satu pekan terakhir. Keuntungan besar didapat karena tingginya permintaan konsumen lokal terhadap mangga-mangga yang dijual dengan harga relatif murah. Para pedagang ini memanfaatkan musim panen mangga di Indramayu untuk berjualan di Lebak, sebuah strategi yang telah mereka terapkan selama bertahun-tahun.
Para pedagang, seperti Khaerudin (50), Mamun (55), dan Sulaeman (55), mengaku mampu menjual hingga 400 kilogram mangga per hari. Keuntungan bersih yang mereka raih mencapai 30 persen dari total penjualan, yang berarti jutaan rupiah per hari. Hal ini menunjukkan potensi ekonomi yang cukup menjanjikan dari bisnis musiman ini, khususnya di tengah tingginya permintaan pasar.
Keberhasilan para pedagang ini juga berkat strategi pemasaran yang tepat. Mereka berjualan di lokasi strategis dan menawarkan harga yang kompetitif, sehingga menarik minat banyak konsumen. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi pemasaran yang tepat dalam meraih kesuksesan bisnis, meskipun bersifat musiman.
Keuntungan Besar dari Bisnis Mangga Musiman
Khaerudin, salah satu pedagang, mengungkapkan, "Kami berjualan di sini hampir setiap hari habis 400 kilogram, karena sudah banyak pelanggan." Dengan harga rata-rata Rp25.000 per kilogram, omzet penjualan mereka mencapai Rp10 juta per hari. Keuntungan bersih yang diraih sebesar Rp3 juta per hari, atau sekitar 30 persen dari total penjualan.
Berbagai jenis mangga ditawarkan, antara lain mangga harum manis, mangga dermayu, apel, galek, sinawang, cekir, dan gedong. Mangga-mangga tersebut dipajang di atas becak dan mobil roda empat, memudahkan konsumen untuk memilih langsung.
Mamun, pedagang lainnya, menambahkan, "Kami berjualan di Rangkasbitung sudah 10 tahun, meski hanya musiman dan dikenal pelanggan, namun bisa menghabiskan 400 kilogram per hari." Hal ini menunjukkan konsistensi dan kepercayaan pelanggan terhadap kualitas dan harga mangga yang mereka jual.
Sulaeman juga mengungkapkan kesuksesannya, "Kami berjualan buah itu hanya musim panen saja dan bisa meraup keuntungan jutaan rupiah per bulan." Hal ini menunjukkan potensi keuntungan yang besar dari bisnis mangga musiman ini.
Potensi Pertanian Mangga di Lebak
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menyatakan bahwa pemerintah daerah tengah berupaya mengembangkan budidaya mangga. Namun, saat ini produksi mangga di Lebak masih relatif kecil karena umumnya ditanam di halaman rumah.
Deni berharap, masyarakat dapat lebih mengembangkan pertanian hortikultura jenis mangga di areal perkebunan agar dapat menjadi andalan ekonomi masyarakat setempat. Hal ini akan meningkatkan produksi mangga lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari daerah lain.
Pemerintah Kabupaten Lebak perlu memberikan dukungan dan pelatihan kepada petani agar dapat meningkatkan produksi dan kualitas mangga lokal. Dengan demikian, potensi ekonomi dari sektor pertanian mangga dapat dioptimalkan dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
Keberhasilan para pedagang musiman mangga asal Indramayu ini menunjukkan potensi pasar yang besar untuk buah mangga di Kabupaten Lebak. Pemerintah daerah perlu mendukung pengembangan pertanian mangga lokal agar dapat bersaing dan meningkatkan perekonomian masyarakat.