Petani Lebak Didorong Tanam Jagung, Dukung Swasembada Pangan
Dinas Pertanian Lebak mendorong percepatan tanam jagung untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan perekonomian petani, ditunjang kerjasama dengan Polri dan harga jagung yang baik.
Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten, mengajak petani setempat untuk mempercepat penanaman jagung. Langkah ini bertujuan untuk mendukung program swasembada pangan nasional dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Gerakan tanam jagung ini dicanangkan pada Januari, dengan harapan panen bisa dilakukan pada Maret 2025, mengingat curah hujan yang cukup tinggi saat ini.
Sukses Tanam Jagung Tahun Lalu
Pada tahun 2024 lalu, produksi jagung di Kabupaten Lebak melampaui target. Awalnya ditargetkan 4.000 ton, namun realisasinya mencapai 18.663 ton dari lahan seluas 3.738 hektare. Keberhasilan ini mendorong optimisme untuk meningkatkan produksi lebih lanjut.
Potensi Ekonomi Jagung yang Menjanjikan
Peningkatan produksi jagung diharapkan mampu mewujudkan swasembada pangan dan mendorong perekonomian petani. Harga jagung yang cukup tinggi, sekitar Rp5.000 per kilogram, menjadi daya tarik tersendiri. Dengan asumsi produksi rata-rata 5 ton per hektare, petani berpotensi meraup keuntungan hingga Rp25 juta per hektare.
Kerjasama untuk Sukseskan Program
Untuk memperluas gerakan tanam jagung, Dinas Pertanian Lebak berkolaborasi dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Kerjasama ini difokuskan pada percepatan tanam di Kecamatan Maja dan pendataan calon petani dan lokasi potensial untuk pengembangan jagung. Harapannya, sinergi ini akan meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.
Wilayah Pengembangan Jagung
Pengembangan pertanian jagung di Lebak tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Maja, Gunungkencana, Cileles, Leuwidamar, Cimarga, Cijaku, dan Curugbitung. Lahan yang digunakan meliputi lahan masyarakat, perusahaan pengembang, dan BUMN, dengan sistem bagi hasil.
Faktor Pendorong Produksi Jagung
Meningkatnya produksi jagung dalam lima tahun terakhir juga dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan pakan unggas PT Pokphand di Balaraja, Tangerang. Kebanyakan petani kini menggunakan jagung hibrida karena masa panennya yang lebih cepat, sekitar 80 hari setelah tanam.
Target Luas Tanam
Ke depan, Dinas Pertanian Lebak menargetkan perluasan areal tanam jagung hingga mencakup 28 kecamatan di Kabupaten Lebak. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian daerah. Para petani juga didorong untuk semakin meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya.
Dukungan Petani Lokal
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Binong, Kecamatan Maja, H. Hadi, menyatakan komitmennya dalam mengembangkan budidaya jagung. Meskipun tanpa bantuan pemerintah daerah, ia berhasil membudidayakan jagung di lahan seluas 100 hektare, menyerap tenaga kerja hingga 20 orang. Kesiapan pasar dari perusahaan ternak unggas menjadi salah satu faktor pendorong keberhasilannya.