Pilkada 2024: 83 Petugas Ad Hoc Bawaslu Meninggal Dunia
Sebanyak 83 petugas ad hoc Bawaslu meninggal dunia selama Pilkada Serentak 2024, mayoritas petugas di tingkat kelurahan/desa, mendapatkan santunan lebih dari Rp40 juta.
![Pilkada 2024: 83 Petugas Ad Hoc Bawaslu Meninggal Dunia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220159.293-pilkada-2024-83-petugas-ad-hoc-bawaslu-meninggal-dunia-1.jpg)
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, mengumumkan kabar duka pada Rapat Kerja Komisi II DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (03/02). Sebanyak 83 petugas ad hoc Bawaslu meninggal dunia saat bertugas dalam Pilkada Serentak 2024. Angka ini cukup signifikan dan menyoroti tantangan dan risiko yang dihadapi petugas selama proses pemilu.
Selain korban jiwa, Bagja juga menyampaikan data terkait petugas yang sakit. Tercatat ada 19 petugas yang sakit berat, 31 sakit ringan, 4 cacat, 23 luka berat, dan 45 luka ringan. Data ini menunjukkan beban kerja yang tinggi dan potensi bahaya yang mengintai para petugas ad hoc selama menjalankan tugas pengawasan pemilu.
Mayoritas petugas ad hoc yang meninggal dunia berasal dari tingkat kelurahan/desa (PKD). Hal ini mungkin mencerminkan beban kerja yang lebih besar dan akses layanan kesehatan yang terbatas di daerah tersebut. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius bagi penyelenggara pemilu ke depannya.
Bawaslu memberikan santunan kepada keluarga petugas yang meninggal dunia. Besaran santunan mencapai lebih dari Rp40 juta per orang. Santunan ini terdiri dari santunan pemerintah sebesar Rp36 juta ditambah santunan pemakaman Rp10 juta, serta tambahan bantuan dari Bawaslu melalui program gotong royong. Upaya ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
Data mengenai petugas yang sakit dan cedera juga menjadi perhatian Bawaslu. Petugas yang mengalami sakit dan cedera ringan hingga berat mendapatkan penanganan medis dan bantuan sesuai kebutuhan. Bantuan tersebut mencakup akses layanan BPJS Kesehatan dan dukungan lainnya untuk pemulihan.
Kejadian ini menyoroti pentingnya perlindungan dan kesejahteraan petugas ad hoc. Bawaslu perlu mengevaluasi sistem dan prosedur kerja untuk meminimalisir risiko dan meningkatkan keamanan petugas ad hoc pada pemilu mendatang. Perlu juga peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.
Kesimpulannya, Pilkada Serentak 2024 menyisakan duka mendalam dengan meninggalnya 83 petugas ad hoc Bawaslu. Data ini menjadi pelajaran penting bagi penyelenggaraan pemilu selanjutnya, agar kesejahteraan dan keselamatan petugas menjadi prioritas utama. Perlu evaluasi menyeluruh dan peningkatan sistem pendukung agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang.