PLN dan Kementan Luncurkan Program Tanaman Energi di Brebes
PLN dan Kementerian Pertanian memulai program Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Energi (SPT2E) di Brebes, Jawa Tengah, untuk mendukung ketahanan pangan dan energi serta meningkatkan ekonomi petani.
PLN dan Kementerian Pertanian memulai program inovatif di Brebes, Jawa Tengah. Inisiatif ini menandai dimulainya program Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Energi (SPT2E), sebuah kolaborasi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat lokal. Program ini diluncurkan di Desa Kamal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes pada Jumat, 17 Januari 2024.
Tujuan utama dari program SPT2E adalah untuk menciptakan sistem pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan tanaman pangan dan tanaman energi. Hal ini dilakukan dengan menanam tanaman seperti indigofera dan gamal yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan, serta tanaman pangan seperti jagung. Kolaborasi ini melibatkan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Kementerian Pertanian (melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian/BSIP), Pemerintah Daerah Brebes, dan kelompok tani setempat.
Langkah awal program ini ditandai dengan penanaman 10.000 bibit tanaman energi dan bantuan sarana pertanian. PLN EPI dan BSIP Kementan memberikan bantuan berupa 10.000 bibit indigofera dan gamal, 200 kg benih jagung, 10 ton pupuk organik, dan 3 unit alat pertanian kepada Gapoktan Harendong Tani dan Kelompok Tani Subur. Penanaman dilakukan di lahan seluas 10 hektar yang terintegrasi antara tanaman pangan dan energi.
Manfaat ekonomi bagi petani menjadi fokus utama program ini. Vice President Strategi dan Pengembangan Bisnis Biomassa PLN EPI, Anita Puspita Sari, menekankan pentingnya peningkatan ekonomi petani. Tanaman energi seperti gamal dan indigofera tidak hanya menghasilkan biomassa untuk energi, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui penjualan batang kayu. Daunnya bahkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, meningkatkan pendapatan dan efisiensi pertanian.
Program SPT2E direncanakan berlangsung hingga Februari 2024, memanfaatkan musim hujan untuk pertumbuhan optimal tanaman. PLN EPI berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan program ini dan memastikan manfaat maksimal bagi masyarakat Desa Kamal dan sekitarnya. Anita berharap kolaborasi ini dapat menjadi model yang dapat ditiru di wilayah lain di Indonesia.
Dukungan dari pemerintah daerah sangat penting untuk keberhasilan program ini. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Muhammad Furqan, menyoroti potensi Desa Kamal untuk pengembangan biomassa. Ia menekankan bahwa program ini sejalan dengan upaya menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Brebes yang mencapai sekitar 15 persen. Desa Kamal diharapkan menjadi contoh keberhasilan program ini.
Program SPT2E diharapkan menjadi model bagi transisi energi hijau yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi ekonomi kerakyatan. Haris Syahbuddin, Pelaksana Harian Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementan, menambahkan bahwa pemanfaatan lahan kritis untuk tanaman energi dapat mendukung keberlanjutan pasokan biomassa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan energi dan pangan Indonesia.