PLN Sorot Tantangan Keseimbangan Ekonomi dan Transisi Energi Berkelanjutan
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyoroti tantangan besar dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dengan transisi energi hijau, membutuhkan kolaborasi global dan investasi masif.
Jakarta, 11 Februari 2024 - Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, dalam diskusi panel Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, menekankan tantangan besar dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan transisi energi yang berkelanjutan. Target pertumbuhan ekonomi 8 persen harus diiringi dengan penyediaan energi listrik yang terjangkau, bersih, dan kompetitif. Ini merupakan tantangan yang kompleks dan membutuhkan strategi terpadu.
Tantangan Global Transisi Energi
Darmawan menjelaskan bahwa transisi energi bukan hanya tantangan domestik, melainkan juga global. Perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca memerlukan solusi konkret dan kolaborasi internasional. "Ini adalah tantangan global, jadi tidak mungkin hanya mengandalkan solusi lokal. Kita membutuhkan solusi terkait kebijakan, strategi, inovasi teknologi, hingga investasi bersama (joint investment)," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa teknologi dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ini. Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan investasi yang kondusif dan adil bagi semua pihak yang terlibat. Hal ini akan mendorong partisipasi aktif dalam pengembangan energi terbarukan dan infrastruktur pendukungnya.
RUPTL dan Target Kapasitas Tambahan
Darmawan juga menyinggung Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menginstruksikan PLN untuk melakukan transisi energi, khususnya mendorong diversifikasi pembangkit listrik. PLN ditargetkan membangun kapasitas tambahan lebih dari 102-103 gigawatt (GW) hingga tahun 2040.
Untuk mencapai target tersebut, PLN perlu memastikan lingkungan investasi yang kondusif dan terkelola dengan baik. Investasi besar-besaran dibutuhkan untuk membangun infrastruktur energi terbarukan, serta memastikan integrasi yang lancar dengan sistem kelistrikan nasional. Keberhasilan ini membutuhkan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang efektif dengan berbagai pemangku kepentingan.
Kolaborasi dan Integrasi Energi Terbarukan
Senada dengan Darmawan, Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero), Ahmad Siddik Baharudin, menekankan pentingnya kolaborasi dan integrasi dalam pengembangan energi terbarukan. Ia menyoroti beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan dalam bekerja sama dengan pemerintah dan pihak terkait.
"Bagaimana caranya bekerja sama dan berintegrasi, sehingga memiliki banyak pilihan yang mudah dan murah ke konsumen, karena adanya beberapa sumber energi baru, serta memperhatikan konektivitas antara sumber dan kebutuhan energi," jelas Ahmad Siddik. Pernyataan ini menunjukkan pentingnya memastikan akses energi yang terjangkau dan andal bagi masyarakat, seiring dengan peralihan ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kesimpulan: Kolaborasi untuk Masa Depan Energi Berkelanjutan
Tantangan dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan transisi energi merupakan isu kompleks yang membutuhkan pendekatan holistik. Kolaborasi antara pemerintah, PLN, Pertamina, investor, dan pihak terkait lainnya sangat krusial untuk menciptakan lingkungan investasi yang kondusif, mendorong inovasi teknologi, dan memastikan transisi energi yang adil dan berkelanjutan. Suksesnya transisi energi akan menentukan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.