Polda Sulbar dan Disperindag Jaga Stabilitas Harga Jelang Ramadhan
Polda Sulawesi Barat dan Disperindag bersama Ombudsman Sulbar pantau Harga Eceran Tertinggi (HET) bahan pokok di Mamuju untuk mencegah lonjakan harga selama Ramadhan.

Tim gabungan Polda Sulawesi Barat (Sulbar), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulbar, dan Ombudsman Perwakilan Sulbar gencar melakukan pemantauan dan pengawasan Harga Eceran Tertinggi (HET) bahan pokok di pasar tradisional Kabupaten Mamuju. Kegiatan ini dilakukan menjelang bulan suci Ramadhan untuk memastikan harga barang kebutuhan pokok tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Apa yang dilakukan? Tim gabungan melakukan pemantauan dan pengawasan HET. Siapa yang terlibat? Polda Sulbar, Disperindag Sulbar, dan Ombudsman Sulbar. Di mana kegiatan berlangsung? Di pasar tradisional Kabupaten Mamuju. Kapan kegiatan dilakukan? Jelang Ramadhan. Mengapa dilakukan? Untuk memastikan harga bahan pokok tidak melampaui HET dan menjaga stabilitas pasokan. Bagaimana caranya? Dengan melakukan pemantauan langsung di pasar, berdialog dengan pedagang dan konsumen, serta memberikan peringatan kepada pedagang yang melanggar aturan.
AKBP Ivan Wahyudi, Kepala Subdit Industri, Perdagangan dan Investasi (Indagsi) Ditkrimsus Polda Sulbar, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memastikan harga bahan pokok di pasar tidak melebihi batas yang telah ditentukan pemerintah. "Sekaligus menjaga kestabilitas pasokan bahan pokok selama bulan Ramadhan," ujar Ivan Wahyudi dalam keterangannya di Mamuju, Sabtu (1/3).
Pemantauan Komoditas Penting Jelang Ramadhan
Pemantauan dan pengawasan yang dipimpin Kanit Indagsi AKP Eru Reski ini melibatkan Kepala Dinas Perindag Provinsi Sulbar, Kepala Dinas Perindag Kabupaten Mamuju, dan sejumlah pejabat terkait. Fokus pemantauan diarahkan pada komoditas penting yang rentan mengalami fluktuasi harga, terutama selama bulan Ramadhan. Komoditas tersebut antara lain beras, cabai, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, daging ayam, daging sapi, ikan, telur, dan tabung gas ukuran tiga kilogram.
Tim gabungan tidak hanya mencatat harga barang, tetapi juga berinteraksi langsung dengan pedagang dan konsumen. Hal ini dilakukan untuk memastikan HET diterapkan dengan baik dan untuk mendapatkan informasi langsung dari lapangan. Pedagang juga diingatkan untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak menaikkan harga secara sepihak.
"Pengawasan terhadap pelaksanaan HET sangat diperlukan untuk melindungi hak-hak masyarakat," tegas Ivan Wahyudi. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini sangat penting karena setiap Ramadhan sering terjadi lonjakan harga yang memberatkan masyarakat.
Sinergi Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
Ivan Wahyudi menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan lembaga pengawas seperti Ombudsman dalam menjaga stabilitas harga. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mampu mengontrol harga bahan pokok, tetapi juga menjaga kualitas barang yang beredar di pasar.
"Kami ingin memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam distribusi dan penjualan bahan kebutuhan pokok mematuhi HET yang telah ditetapkan pemerintah, agar masyarakat tidak terbebani dengan harga yang tidak wajar," jelas Ivan Wahyudi. Ia berharap dengan adanya pengawasan ketat ini, masyarakat dapat menikmati Ramadhan dengan tenang tanpa khawatir akan melonjaknya harga kebutuhan pokok.
Kegiatan pengawasan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dalam melindungi konsumen dan memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya selama bulan Ramadhan.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara berbagai pihak, diharapkan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok dapat terjaga dengan baik, sehingga masyarakat dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan tenang.