Polemik Disertasi Bahlil Lahadalia: Perbaikan, Bukan Pengulangan
Menteri Bahlil Lahadalia akan memperbaiki disertasinya setelah UI putuskan pembinaan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam polemik gelar doktornya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, terlibat polemik terkait disertasinya di Universitas Indonesia (UI). Polemik ini bermula dari keputusan UI yang mengharuskan perbaikan karya akademisnya. Perbaikan ini merupakan tindak lanjut dari risalah rapat pleno Dewan Guru Besar (DGB) UI yang sebelumnya telah membekukan gelar doktor Bahlil.
Bahlil, yang merupakan mahasiswa S3 Program Doktor Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) UI, menyatakan akan mengikuti keputusan kampus. Saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, ia menegaskan kesiapannya untuk memperbaiki disertasinya. "Apa pun yang diputuskan oleh UI, saya akan ikut," ujarnya.
Kedatangan Bahlil ke Istana dalam rangka menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan komitmennya untuk melakukan perbaikan disertasi, bukan mengulang seluruhnya seperti yang sempat direkomendasikan.
Tanggapan Resmi Bahlil Lahadalia
Bahlil secara tegas membantah akan mengulang disertasinya. "Nggak (ngulang)," katanya singkat menanggapi pertanyaan media. Ia menekankan bahwa yang diperlukan adalah perbaikan, dan ia akan segera melakukan revisi disertasi tersebut. "Yang saya tahu memang perbaikan, ya kita perbaiki, karena memang saya belum mengajukan perbaikan," jelasnya.
Pernyataan ini memberikan sedikit kejelasan terkait polemik yang telah berlangsung. Meskipun sebelumnya terdapat rekomendasi pengulangan disertasi, Bahlil menegaskan komitmennya untuk melakukan perbaikan sesuai dengan arahan dari pihak UI. Hal ini menunjukkan keseriusan Bahlil dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Langkah perbaikan disertasi ini diharapkan dapat mengakhiri polemik dan mengembalikan reputasi akademik yang sempat tercoreng. Publik menantikan hasil perbaikan disertasi tersebut dan proses selanjutnya yang akan dilakukan oleh UI.
Pembinaan dari Universitas Indonesia
Universitas Indonesia (UI) memutuskan untuk memberikan pembinaan kepada semua pihak yang terlibat dalam kasus ini. Rektor UI, Heri Hermansyah, menjelaskan bahwa pembinaan ini diberikan kepada promotor, co-promotor, direktur, kepala program studi, dan Bahlil Lahadalia sendiri. Pembinaan diberikan secara proporsional, sesuai dengan tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan.
Jenis pembinaan yang diberikan beragam, mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu, permintaan permohonan maaf kepada civitas akademik, hingga peningkatan kualitas disertasi dan publikasi ilmiah. Langkah ini menunjukkan komitmen UI dalam menegakkan aturan akademik dan menjaga integritas kampus.
Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. UI juga berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan dengan baik dan tidak berdampak negatif terhadap reputasi kampus.
Langkah-langkah yang diambil oleh UI menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan masalah ini secara adil dan transparan. Proses pembinaan yang diberikan diharapkan dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Kejelasan dan transparansi dalam proses ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap integritas akademik UI.
Kesimpulan
Polemik disertasi Menteri Bahlil Lahadalia di UI akhirnya menemukan titik terang dengan komitmen perbaikan disertasi. Universitas Indonesia juga memberikan pembinaan kepada semua pihak yang terlibat. Proses ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak dan menjaga integritas akademik ke depannya.