Polisi Cimahi Ungkap Arisan Bodong Rp400 Juta, Dua Tersangka Ditangkap
Polisi Cimahi telah menangkap dua wanita yang diduga menjalankan arisan fiktif dan merugikan 8 korban dengan total kerugian mencapai Rp400 juta, dengan potensi korban lebih banyak.

Kepolisian Resor Cimahi berhasil mengungkap kasus arisan fiktif yang telah merugikan para korban hingga Rp400 juta. Dua tersangka, NK (33) dan PSR (27), telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penggelapan dan penipuan ini. Kedua tersangka merupakan ibu rumah tangga yang berasal dari Cimahi.
Modus yang digunakan kedua tersangka cukup rapi. Mereka memanfaatkan media sosial Instagram dengan akun @arisan_bymakhdif yang dikaitkan dengan grup WhatsApp. Melalui unggahan-unggahan yang menarik dan menjanjikan keuntungan besar dari arisan tersebut, para korban terbuai dan ikut bergabung.
Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto menjelaskan, "Pelaku membuat akun di medsos Instagram yang langsung ngelink ke WA. Ditawari, diiming-imingi dengan keuntungan yang variatif hingga para korban terbuai."
Hingga saat ini, tercatat tiga laporan polisi dengan delapan korban yang mengalami kerugian total Rp400 juta. Namun, polisi menduga jumlah korban sebenarnya jauh lebih besar. Pasalnya, grup WhatsApp arisan tersebut memiliki lebih dari 200 anggota.
"Grup WA dari kedua orang tersebut lebih dari 200 orang member-nya. Tidak menutup kemungkinan korban bisa lebih banyak," ungkap Kapolres.
Polisi saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi potensi korban lain. Proses hukum terhadap kedua tersangka terus berlanjut. NK dan PSR dijerat dengan Pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan atau penggelapan, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 4 tahun.
Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar berhati-hati dalam mengikuti arisan online. Pastikan untuk melakukan pengecekan dan verifikasi terlebih dahulu terkait kredibilitas penyelenggara arisan untuk menghindari penipuan serupa. Transparansi dan reputasi penyelenggara menjadi kunci utama dalam mencegah kerugian finansial.