Prabowo Ajak Dunia Islam Teladani Tokoh Besar Sejarah
Dalam pidato di Forum PUIC, Presiden Prabowo Subianto mengajak dunia Islam meneladani tokoh-tokoh besar seperti Salahuddin Al Ayyubi, Khalid bin Walid, Umar bin Khattab, dan Muhammad Al Fatih untuk menghadapi tantangan masa kini.

Presiden RI Prabowo Subianto, dalam pidato di Sidang Ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di Gedung DPR RI Jakarta pada Rabu, 14 Mei, mengajak seluruh delegasi untuk meneladani tokoh-tokoh besar sejarah Islam. Pidato tersebut disampaikan di hadapan para delegasi dari berbagai negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Prabowo menekankan pentingnya mempelajari kisah dan keteladanan para tokoh tersebut sebagai sumber inspirasi dalam menghadapi tantangan dunia Islam kontemporer. Ia menyebut bahwa keberanian, keteguhan, kecerdasan, dan keberhasilan para pemimpin masa lalu dalam membela kebenaran dan membangun peradaban merupakan pelajaran berharga yang tak lekang oleh waktu.
Ajakan ini disampaikan Presiden Prabowo sebelum membahas isu-isu besar yang dihadapi dunia Islam saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa beliau ingin menanamkan dasar-dasar nilai dan etika kepemimpinan sebelum membahas isu-isu strategis lainnya.
Keteladanan Tokoh-Tokoh Besar Islam
Prabowo memberikan contoh beberapa tokoh besar Islam yang patut diteladani. Salahuddin Al Ayyubi, misalnya, digambarkan sebagai pemimpin yang menaklukkan Yerusalem dengan menjunjung tinggi keadilan dan kasih sayang. "Ia tidak membalas dendam dan bahkan menjamin keamanan musuh-musuhnya. Beliau memberi contoh selalu melindungi yang lemah, selalu melindungi yang tertindas," kata Presiden Prabowo.
Selanjutnya, Khalid bin Walid, seorang panglima perang yang disegani, diangkat sebagai simbol pengabdian total tanpa pamrih. Meskipun memiliki rekam jejak kemenangan yang gemilang, ia menerima keputusan untuk turun dari jabatan dengan ikhlas. "Keikhlasan ini menunjukkan kepada kita bahwa kekuasaan bukan tujuan, melainkan suatu amanah, suatu pelajaran penting bagi kita semua yang memegang peran kepimpinan hari ini di manapun," tegas Presiden.
Tokoh ketiga yang disebut adalah Umar bin Khattab, yang dikenal karena kepemimpinannya yang adil, bersih, dan tegas. Presiden Prabowo menekankan ketegasan Umar dalam menghukum aparat yang lalai. "Keteladanannya adalah panggilan untuk bertindak, bukan sekadar wacana," ujarnya, seraya menekankan pentingnya pemerintahan yang bersih dan institusi yang kuat saat ini.
Terakhir, Prabowo juga mencontohkan Muhammad Al Fatih, seorang pemimpin muda visioner yang menaklukkan Konstantinopel pada usia 21 tahun. "Ia menunjukkan bahwa pemuda Islam bisa menjadi pemimpin dunia jika dibekali pendidikan dan keyakinan yang benar," kata Presiden Prabowo.
Pesan Moral dan Relevansi untuk Masa Kini
Pidato Presiden Prabowo Subianto di PUIC mengandung pesan moral yang mendalam dan relevan bagi dunia Islam saat ini. Dengan meneladani tokoh-tokoh besar sejarah Islam, diharapkan para pemimpin masa kini dapat mengambil hikmah dan inspirasi dalam menjalankan kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan berintegritas. Nilai-nilai seperti keadilan, kasih sayang, pengabdian, dan keteguhan dalam membela kebenaran menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi umat Islam.
Pidato ini juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang bersih dan kuat, serta peran pendidikan dan keyakinan yang benar dalam mencetak pemimpin masa depan. Dengan demikian, pidato ini bukan hanya sekadar renungan sejarah, tetapi juga sebuah ajakan untuk bertindak dan membangun peradaban Islam yang lebih baik.
Para delegasi PUIC diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai kepemimpinan yang diinspirasikan dari tokoh-tokoh besar tersebut dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara masing-masing. Hal ini akan berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan umat Islam di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, pidato Presiden Prabowo Subianto di PUIC merupakan sebuah pesan yang inspiratif dan relevan, yang mengajak seluruh umat Islam untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur kepemimpinan dan membangun peradaban yang lebih baik berdasarkan teladan para tokoh besar sejarah Islam.