Pidato Prabowo di PUIC: Kisah Tokoh Islam Besar Raih Apresiasi DPR
Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera memberikan apresiasi tinggi kepada Presiden Prabowo atas pidato inspiratifnya yang menyinggung tokoh-tokoh besar Islam dalam Konferensi Ke-19 PUIC di Jakarta.

Presiden Prabowo Subianto berhasil memukau para perwakilan parlemen negara-negara OKI dalam pidato pembukaan Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC) di Jakarta, Rabu (14/5). Pidato tersebut, yang berfokus pada tema 'Good Governance and Strong Institution', menarik perhatian karena penyampaiannya yang inspiratif, khususnya penyebutan sejumlah tokoh besar Islam. Kehadiran Presiden Prabowo disambut langsung oleh Ketua DPR Puan Maharani dan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan.
Apresiasi atas pidato tersebut datang dari Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap cara Presiden Prabowo menyampaikan pidato tersebut. Menurut Mardani, pidato tersebut bukan hanya sekedar mendapat tepuk tangan, tetapi juga membuat para peserta konferensi tercengang.
Mardani menambahkan bahwa Presiden Prabowo secara khusus mengutip dan mengisahkan sejarah tokoh-tokoh besar Islam seperti Umar Bin Khattab, Khalid Bin Walid, Salahuddin Al Ayyubi, dan Muhammad Al-Fatih. Hal ini dinilai sebagai momen refleksi penting bagi para pemimpin untuk senantiasa menyayangi dan menjaga rakyatnya.
Apresiasi DPR atas Pidato Inspiratif Prabowo
Mardani Ali Sera menekankan bahwa pidato Presiden Prabowo Subianto sangat relevan dengan tema konferensi, yaitu 'Good Governance and Strong Institution'. Presiden Prabowo menyampaikan pesan penting bahwa negara-negara OKI tidak akan mampu membantu sesama Muslim jika negara masing-masing tidak memiliki tata kelola yang baik. Tata kelola yang baik, menurut Mardani, mencakup transparansi, akuntabilitas, dan institusi yang kuat serta bebas korupsi.
Konferensi Ke-19 PUIC yang berlangsung selama dua hari, berakhir pada Kamis (15/5) dengan penyampaian Deklarasi Jakarta. Deklarasi ini mencakup berbagai isu penting, termasuk isu Palestina, perempuan dan pemuda, pembangunan berkelanjutan, dan isu mengenai kelompok minoritas. Mardani menyatakan bahwa semua resolusi telah dibuat dan sedang dalam tahap finalisasi sebelum penutupan konferensi.
Pidato Presiden Prabowo Subianto tidak hanya sekedar menyampaikan pesan politik, tetapi juga memberikan inspirasi dan gambaran tentang kepemimpinan yang baik. Penggunaan contoh tokoh-tokoh besar Islam sebagai ilustrasi menunjukkan kebijaksanaan dan wawasan luas Presiden Prabowo dalam memahami konteks global dan nilai-nilai universal.
Konteks Konferensi PUIC dan Deklarasi Jakarta
Konferensi Ke-19 PUIC menjadi forum penting bagi negara-negara anggota OKI untuk membahas isu-isu strategis dan mencari solusi bersama. Deklarasi Jakarta yang dihasilkan dari konferensi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi negara-negara anggota dalam mewujudkan tata kelola yang baik dan menguatkan institusi-institusi pemerintahan.
Dengan mengangkat tema 'Good Governance and Strong Institution', konferensi ini menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum yang efektif dalam membangun negara yang adil dan makmur. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk memperkuat demokrasi dan memajukan hak asasi manusia.
Deklarasi Jakarta, yang dihasilkan dari diskusi dan kesepakatan para perwakilan parlemen negara-negara OKI, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perdamaian, kesejahteraan, dan pembangunan berkelanjutan di dunia.
Kesimpulannya, pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Ke-19 PUIC telah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari DPR RI, khususnya karena isi pidato yang inspiratif dan relevan dengan tema konferensi. Pidato tersebut tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memberikan pesan penting tentang kepemimpinan yang baik dan tata kelola pemerintahan yang efektif.