Prabowo Jawab Kritik Kabinet Gemuk: Isinya Orang Hebat!
Presiden Prabowo Subianto memberikan tanggapannya terkait kritik mengenai kabinetnya yang dinilai gemuk, dengan menekankan bahwa jumlah menteri yang banyak justru menguntungkan jika diisi oleh orang-orang hebat dan berkompeten.

Jakarta, 25 Februari 2024 - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan jawaban tegas menanggapi kritik yang menyebut kabinet pemerintahannya terlalu besar atau 'gemuk'. Dalam pidato penutupan Kongres VI DPP Partai Demokrat di Jakarta, Selasa malam, beliau mempertanyakan mengapa jumlah menteri yang banyak menjadi masalah jika diisi oleh individu-individu yang cakap dan berpengalaman.
Pidato tersebut disampaikan di hadapan kader dan pengurus Partai Demokrat, ketua umum partai politik lain, serta pimpinan lembaga eksekutif dan legislatif. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih juga turut hadir dalam acara tersebut. Presiden Prabowo secara langsung menyampaikan argumentasinya terkait komposisi kabinetnya yang berjumlah 108 orang, terdiri dari tujuh menteri koordinator, 41 menteri, 55 wakil menteri, dan lima pejabat setingkat menteri, termasuk Jaksa Agung dan Sekretaris Kabinet.
Beliau menekankan bahwa kompleksitas permasalahan bangsa Indonesia menuntut penyelesaian bersamaan dari berbagai sektor. Oleh karena itu, menurut Presiden, jumlah menteri yang banyak justru akan menguntungkan rakyat Indonesia, jika diisi oleh orang-orang yang tepat dan berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Hal ini sejalan dengan kesadaran Presiden akan besarnya tantangan yang dihadapi bangsa dan perlunya upaya kolektif untuk mengatasinya.
Menjawab Kritik Kabinet Gemuk
Presiden Prabowo Subianto secara gamblang menanggapi kritikan yang ditujukan kepada kabinetnya. "Ada yang mengatakan kabinet kita gemuk, banyak, ya kan? Tapi kalau banyak orang hebat kenapa?" ujarnya. Pertanyaan retoris ini menjadi inti dari tanggapan beliau terhadap isu tersebut. Presiden menekankan bahwa tujuan utama adalah membangun Indonesia yang aman, adil, dan makmur, sesuai cita-cita para pendiri bangsa.
Beliau menegaskan bahwa ini merupakan keinginan seluruh rakyat Indonesia dan perjuangan bersama. Presiden juga menyadari bahwa mencapai cita-cita tersebut bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang panjang, bahkan hingga puluhan tahun. Presiden menggunakan analogi pembangunan gedung sebagai gambaran proses pembangunan bangsa yang memerlukan pondasi, lantai, pilar, dan tonggak yang kokoh.
Presiden Prabowo menggambarkan proses pembangunan bangsa sebagai sebuah bangunan yang kokoh. "Ibarat membangun gedung di atas pondasi, di atas lantai-lantai yang kokoh, pilar-pilar yang kokoh, tonggak-tonggak yang kokoh, dan ini saya selalu katakan ini adalah keberuntungan kita," ujarnya. Analogi ini menggambarkan pentingnya struktur pemerintahan yang kuat dan solid dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
Dengan demikian, Presiden Prabowo tidak hanya sekadar membela kebijakannya, melainkan juga menjelaskan alasan di balik komposisi kabinetnya yang besar. Beliau mengaitkan hal tersebut dengan kompleksitas permasalahan bangsa dan kebutuhan akan kolaborasi dari berbagai pihak yang ahli dan berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Tantangan Bangsa Indonesia
Presiden Prabowo mengakui bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia sangat kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Berbagai sektor perlu ditangani secara bersamaan untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa Presiden menyadari bahwa pembangunan nasional membutuhkan kerja keras dan kerjasama dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, menurut Presiden, jumlah menteri yang banyak bukanlah masalah jika mereka adalah orang-orang yang tepat dan berkompeten. Ini menunjukkan bahwa Presiden menekankan kualitas daripada kuantitas dalam memilih para pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Presiden juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama dalam mencapai cita-cita bangsa. Hal ini sejalan dengan analogi pembangunan gedung yang memerlukan pondasi, lantai, pilar, dan tonggak yang kokoh. Semua elemen tersebut harus bekerja sama untuk menciptakan bangunan yang kokoh dan megah.
Dengan demikian, pernyataan Presiden Prabowo Subianto tidak hanya menjawab kritikan terhadap kabinetnya, tetapi juga memberikan gambaran mengenai visi dan strategi pemerintahannya dalam menghadapi tantangan bangsa Indonesia.
Presiden menekankan pentingnya visi jangka panjang dalam pembangunan bangsa. Beliau menggambarkan pembangunan bangsa sebagai proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Hal ini menunjukkan bahwa Presiden memiliki komitmen yang kuat untuk membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Kesimpulan
Tanggapan Presiden Prabowo Subianto terhadap kritik mengenai kabinet 'gemuk' menunjukkan bahwa beliau memiliki pertimbangan yang matang dalam membentuk susunan kabinetnya. Beliau menekankan pentingnya kualitas dan kompetensi para menteri dalam menghadapi kompleksitas permasalahan bangsa Indonesia. Analogi pembangunan gedung yang kokoh menggambarkan visi jangka panjang dan komitmen Presiden dalam membangun Indonesia yang aman, adil, dan makmur.