Prabowo Tegaskan Militer Kuat: Kunci Kedaulatan dan Kemandirian Bangsa
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa memiliki militer kuat sangat penting untuk menjaga kedaulatan Indonesia dari ancaman. Cari tahu mengapa pertahanan nasional menjadi prioritas utama.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini menegaskan pentingnya membangun postur militer yang kuat. Penegasan ini disampaikan dalam sebuah upacara di Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat, pada Minggu.
Menurut Prabowo, kekuatan militer merupakan fondasi esensial untuk menjaga kemerdekaan dan kedaulatan suatu bangsa dari berbagai ancaman. Baik itu ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Beliau menekankan bahwa tanpa pertahanan yang tangguh, kemerdekaan sebuah negara tidak akan dapat dipertahankan.
Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara yang cinta damai dan benigna, penguatan militer tetap menjadi prioritas utama. Langkah ini krusial untuk mencegah potensi eksploitasi sumber daya alam oleh kekuatan asing. Selain itu, juga untuk menghindari pemicuan konflik internal yang dapat mengganggu stabilitas nasional.
Komitmen Konstitusional untuk Kedaulatan
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmennya yang teguh terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi ini secara jelas mengamanatkan perlindungan integritas wilayah, kedaulatan, dan kekayaan alam Indonesia.
Sebagai kepala negara, Prabowo menyatakan sumpah setianya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya. Beliau berjanji akan memastikan setiap amanat konstitusi terpenuhi secara menyeluruh. Komitmen ini menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan pertahanan yang akan diambil.
Reformasi Struktur TNI untuk Postur Pertahanan
Upacara di Batujajar juga menjadi momen penting bagi reformasi struktural Tentara Nasional Indonesia (TNI). Presiden Prabowo meresmikan beberapa perubahan signifikan yang bertujuan untuk memperkuat postur pertahanan negara.
Salah satu langkah penting adalah pelantikan Jenderal Tandyo Budi Revita sebagai Wakil Panglima TNI. Jabatan strategis ini telah kosong sejak dihapuskan pada tahun 2000. Pengisian kembali posisi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas komando dan kontrol dalam tubuh TNI.
Selain itu, perluasan struktur juga mencakup peluncuran enam Komando Daerah Militer (Kodam) TNI Angkatan Darat (TNI-AD) baru. Penambahan ini menjadikan total Kodam di seluruh Indonesia menjadi 21. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kehadiran dan respons militer di berbagai wilayah.
Tidak hanya itu, diresmikan pula 14 Komando Wilayah TNI Angkatan Laut (TNI-AL) dan tiga Komando Wilayah TNI Angkatan Udara (TNI-AU). Perluasan ini juga mencakup enam grup Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan 100 Batalyon Pembinaan Teritorial. Dalam upacara tersebut, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin juga dianugerahi gelar jenderal kehormatan, bersama beberapa purnawirawan TNI lainnya.