Presiden Prabowo dan Titik Terang Kesejahteraan Buruh di May Day 2025
Peringatan May Day 2025 di Monas menjadi saksi bisu komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memperjuangkan kesejahteraan buruh Indonesia melalui kebijakan konkret dan dialog terbuka.

Pada peringatan Hari Buruh Internasional 2025, ribuan buruh dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di Monas, Jakarta, menyuarakan tuntutan akan upah layak, jaminan kerja, dan perlindungan sosial yang lebih baik. Presiden Prabowo Subianto hadir langsung, menandai momentum penting di mana suara buruh didengar dan direspon oleh pemerintah. Acara tersebut diwarnai dengan orasi, penampilan musik dari band Tipe-X, dan dialog langsung antara Presiden dengan perwakilan buruh dari berbagai konfederasi.
Peringatan May Day 2025 ini bukan sekadar seremoni, melainkan demonstrasi nyata akan perjuangan buruh Indonesia. Para orator menyampaikan tuntutan yang beragam, mulai dari revisi UU Ketenagakerjaan, perlindungan pekerja informal dan pekerja digital, hingga ratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Pekerjaan dalam Penangkapan Ikan. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto di tengah-tengah buruh menjadi simbol penting, menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan dan merespon aspirasi mereka.
Presiden Prabowo Subianto, dalam pidatonya, menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Lebih dari 200.000 buruh hadir dalam acara tersebut, menjadikannya peringatan May Day terbesar dalam sejarah Indonesia pasca reformasi. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto, menyamai jejak Presiden Soekarno, menunjukkan bahwa suara pekerja tetap penting dalam pembangunan nasional.
Tuntutan Buruh dan Respon Pemerintah
Berbagai konfederasi buruh menyampaikan tuntutan mereka kepada Presiden Prabowo. Presiden KSBSI, Eli Rosita Silaban, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Presiden dan berharap komitmen nyata untuk kesejahteraan buruh. Tuntutan meliputi tindak lanjut keputusan MK terkait UU Ketenagakerjaan, perlindungan pekerja informal dan digital, serta ratifikasi Konvensi ILO 188.
Ketua Umum KSPSI, Jumhur Hidayat, menyebut pemerintahan Prabowo sebagai ‘istana rakyat’ yang berpihak pada buruh dan rakyat kecil. Ia mengapresiasi upaya menaikkan upah minimum dan revisi UU Cipta Kerja sebagai langkah awal keberpihakan negara. Sementara itu, Presiden KSPI, Said Iqbal, menyampaikan enam tuntutan utama, termasuk penghapusan outsourcing, penguatan Satgas PHK, dan perlindungan pekerja rumah tangga.
Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea, mengapresiasi pidana ketenagakerjaan oleh Polri, namun menekankan pentingnya keadilan antara pengusaha dan pekerja. Perlindungan pekerja rumah tangga juga menjadi sorotan, mengingat banyaknya kasus kekerasan dan kurangnya perlindungan hukum.
Inisiatif Presiden Prabowo untuk Kesejahteraan Buruh
Sebagai respon atas tuntutan buruh, Presiden Prabowo mengumumkan beberapa inisiatif penting. Diantaranya adalah pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang beranggotakan pemimpin buruh untuk memberikan masukan langsung dalam penyusunan regulasi ketenagakerjaan. Pembentukan Satgas khusus untuk mencegah PHK sepihak juga diumumkan, memastikan negara hadir dalam kondisi genting bagi pekerja.
Presiden juga menjanjikan percepatan pembahasan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) di parlemen, dengan target rampung dalam hitungan bulan. Perlindungan pekerja sektor kelautan dan perikanan juga akan ditingkatkan melalui dorongan ratifikasi regulasi internasional. Pengkajian penghapusan sistem outsourcing juga akan dilakukan, dengan tetap memperhatikan iklim investasi.
Presiden Prabowo juga menginisiasi dialog lebih luas antara 150 pemimpin buruh dan 150 pengusaha, untuk menjembatani kepentingan dan memastikan pekerja hidup layak dan dihargai. Usulan menjadikan Marsinah sebagai pahlawan nasional juga dilontarkan, dengan syarat persetujuan dari seluruh pimpinan buruh.
Dialog Terbuka dan Kehangatan Hubungan Presiden dan Buruh
Suasana hangat dan akrab tercipta antara Presiden Prabowo dan buruh. Presiden Prabowo berinteraksi dengan para buruh secara informal, menciptakan momen yang menunjukkan kedekatan emosional antara pemimpin dan rakyat. Ia berbagi cerita tentang pengalamannya dalam kancah politik, menekankan pentingnya dukungan buruh selama ini.
Presiden Prabowo mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada buruh atas dukungan mereka, baik saat menang maupun kalah dalam pemilihan presiden. Momen ini memperlihatkan hubungan yang kuat dan saling percaya antara Presiden dan buruh, bukan hanya sebagai pemimpin dan rakyat, tetapi sebagai bagian dari perjalanan panjang perjuangan bersama.
Peringatan May Day 2025 di Monas menjadi bukti komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memperjuangkan kesejahteraan buruh Indonesia. Melalui kebijakan konkret, dialog terbuka, dan kehangatan hubungan antara pemimpin dan rakyat, diharapkan kesejahteraan buruh Indonesia dapat terwujud.