Janji Presiden Prabowo di May Day 2025: Bukti Keberpihakan pada Buruh?
Presiden Prabowo Subianto memberikan sejumlah janji penting kepada buruh Indonesia di May Day 2025, termasuk pembentukan dewan kesejahteraan buruh dan satgas PHK, yang dinilai Said Iqbal sebagai bukti keberpihakan pemerintah.

Presiden RI Prabowo Subianto memberikan sejumlah janji kepada kaum buruh Indonesia dalam pidatonya di peringatan May Day 2025 di Monas, Jakarta. Janji-janji tersebut, menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, merupakan bukti nyata keberpihakan pemerintah kepada kaum buruh. Peringatan May Day tahun ini pun tercatat sebagai sejarah, karena Presiden Prabowo menjadi presiden kedua setelah Presiden Soekarno yang hadir langsung dalam peringatan Hari Buruh Internasional.
Kehadiran Presiden Prabowo di May Day 2025 bukan hanya sekadar simbolis. Presiden menjawab enam tuntutan KSPI, meliputi pembentukan dewan kesejahteraan buruh nasional, pembentukan satuan tugas pemutusan hubungan kerja (satgas PHK), upaya pengupahan layak, pengesahan Rancangan Undang-Undang Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT), penyusunan UU Ketenagakerjaan yang baru, dan pengesahan RUU Perampasan Aset. Said Iqbal menilai, janji-janji tersebut merupakan hadiah nyata bagi buruh Indonesia.
Lebih lanjut, Said Iqbal juga menyoroti rencana pertemuan antara Presiden Prabowo dengan para tokoh serikat buruh di Istana Bogor dalam waktu dekat. Pertemuan tersebut diharapkan dapat memperkuat dialog dan kerjasama antara pemerintah dan kaum buruh dalam menyelesaikan berbagai permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen Presiden untuk terus mendengarkan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak buruh.
Janji-Janji Presiden Prabowo untuk Kaum Buruh
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sejumlah janji konkret untuk kaum buruh. Presiden berjanji untuk segera menyelesaikan dan mengesahkan RUU PPRT dalam waktu tiga bulan ke depan. Presiden juga mendukung percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset, menekankan pentingnya tidak adanya kompromi terhadap pelaku korupsi yang tidak mengembalikan hasil kejahatannya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi dan melindungi aset negara.
Sebagai bentuk apresiasi kepada kaum buruh, Presiden Prabowo juga mengumumkan pembentukan dewan kesejahteraan buruh nasional. Dewan ini akan beranggotakan tokoh-tokoh buruh dari seluruh Indonesia dan bertugas mempelajari kondisi buruh serta memberikan nasihat kepada Presiden. Langkah ini dinilai sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi buruh dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kesejahteraan mereka.
Presiden juga mengumumkan pembentukan satgas PHK untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja secara sepihak. Pembentukan satgas ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi hak-hak pekerja dan mencegah terjadinya PHK yang tidak adil. Selain itu, Presiden juga berkomitmen untuk mempelajari kembali masalah pajak terhadap buruh, khususnya bagi pekerja dengan penghasilan rendah agar tidak dikenakan pajak yang tinggi.
Sebagai bagian dari upaya untuk mempertemukan kepentingan buruh dan pengusaha, Presiden Prabowo berjanji akan mempertemukan 150 pimpinan serikat buruh dengan 150 pemilik perusahaan di Istana Bogor. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi forum dialog untuk mencari solusi dan titik temu atas berbagai permasalahan yang ada, sekaligus menciptakan hubungan industrial yang lebih harmonis dan produktif.
Tanggapan Positif dari Tokoh Buruh
Said Iqbal, Presiden KSPI, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap janji-janji yang disampaikan Presiden Prabowo. Ia menilai, janji-janji tersebut merupakan bukti nyata keberpihakan pemerintah kepada kaum buruh. “Ini benar-benar keberpihakan Pak Prabowo sebagai hadiah kepada buruh,” ujar Said Iqbal. Ia juga berharap janji-janji tersebut dapat segera direalisasikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi para pekerja di Indonesia.
Kehadiran Presiden Prabowo di May Day 2025 dan respon positif dari Said Iqbal menunjukkan adanya peningkatan komunikasi dan kerjasama antara pemerintah dan serikat pekerja. Hal ini diharapkan dapat menciptakan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif dan berkeadilan bagi seluruh pekerja di Indonesia. Ke depan, penting bagi pemerintah untuk terus menjalin komunikasi yang intensif dengan serikat pekerja untuk memastikan bahwa janji-janji tersebut benar-benar direalisasikan.
Pertemuan yang direncanakan antara Presiden dengan para tokoh buruh dan pengusaha di Istana Bogor menjadi langkah strategis untuk membangun dialog dan mencari solusi bersama. Dengan adanya komunikasi yang terbuka dan kolaboratif, diharapkan akan tercipta solusi yang adil dan bermanfaat bagi semua pihak. Semoga janji-janji Presiden Prabowo dapat menjadi tonggak baru dalam meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi kaum buruh di Indonesia.
Langkah-langkah konkret yang dijanjikan Presiden, seperti pembentukan dewan kesejahteraan buruh dan satgas PHK, menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperjuangkan hak-hak pekerja. Implementasi yang efektif dari janji-janji tersebut akan sangat menentukan keberhasilan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi kaum buruh di Indonesia.