Proyek Baterai Kendaraan Listrik Tetap Lanjut Meski LG Mundur
Meskipun LG Energy Solution mundur, proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia tetap berjalan berkat kemitraan strategis baru dengan Huayou dari China dan BUMN Indonesia, memastikan target Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia tetap.

Jakarta, 23 April 2024 - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proyek investasi baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia tetap berjalan sesuai rencana, meskipun LG Energy Solution, perusahaan asal Korea Selatan, memutuskan untuk mundur dari sebagian proyek yang termasuk dalam skema Indonesia Grand Package. Keputusan ini disampaikan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam konfirmasi kepada ANTARA di Jakarta.
Menteri Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa secara konsep, pembangunan Indonesia Grand Package tidak mengalami perubahan. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal. Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG Energy Solution tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru. Posisi LG kini digantikan oleh mitra strategis dari China, yaitu Huayou, yang berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia.
Proyek ambisius ini, yang disepakati antara Indonesia dan LG Energy Solution pada 18 Desember 2020, mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai. Komitmen investasi ini telah berbuah manis dengan peresmian pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia pada 3 Juli 2024 oleh Presiden Joko Widodo di Karawang, Jawa Barat. Pabrik hasil kerja sama Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution ini beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan 10 gigawatt hour (GWh).
Investasi Baterai EV Tetap Kuat di Tengah Dinamika Global
Menanggapi kekhawatiran publik terkait dampak geopolitik dan ekonomi global, Menteri Bahlil memberikan jaminan bahwa proyek ini tidak terpengaruh oleh dinamika global seperti perang atau ketidakpastian ekonomi. Investasi senilai hampir 8 miliar dolar AS untuk pengembangan tahap berikutnya tetap berjalan. Bahkan, 'groundbreaking' tahap lanjutan direncanakan pada tahun ini, menghilangkan kekhawatiran akan penghentian atau pembatalan investasi.
Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga kesinambungan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik. Pergantian investor, menurut Menteri Bahlil, merupakan dinamika yang lazim dalam proyek berskala besar. Yang terpenting adalah komitmen semua mitra, dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berjalan lancar. Proyek ini, sebagian telah diresmikan dan mulai produksi, dan sisanya akan terus dikawal hingga tuntas sesuai target.
Tujuan awal, menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia, tetap tidak berubah. Hal ini menegaskan komitmen Indonesia dalam mengembangkan industri baterai EV, meskipun ada perubahan mitra kerja sama.
LG Mundur, Huayou Masuk: Dinamika Investasi Baterai EV
Sebelumnya, konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won (Rp130,7 triliun) untuk membangun rantai pasokan baterai EV di Indonesia. Konsorsium ini meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya, yang telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan beberapa BUMN untuk membangun rantai nilai baterai EV yang menyeluruh.
Inisiatif ini bertujuan untuk mencakup seluruh proses, mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai. Indonesia, sebagai produsen nikel terbesar di dunia, memiliki peran kunci dalam proyek ini karena nikel merupakan bahan utama dalam baterai EV.
Pergantian LG dengan Huayou menandakan dinamika investasi yang kompleks dalam proyek skala besar ini. Namun, komitmen pemerintah Indonesia untuk tetap melanjutkan proyek ini menunjukkan prioritas nasional dalam pengembangan industri kendaraan listrik.
Dengan masuknya Huayou, diharapkan kolaborasi baru ini dapat mempercepat pengembangan ekosistem baterai EV di Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Proyek ini tetap berjalan sesuai rencana, memastikan Indonesia tetap berada di jalur untuk menjadi pusat industri kendaraan listrik dunia.