Huayou Gantikan LG, Lanjutkan Proyek Baterai EV Senilai Rp145 Triliun
Pemerintah Indonesia mengganti LG Energy Solution dengan Huayou, perusahaan asal China, untuk melanjutkan proyek baterai kendaraan listrik senilai Rp145,2 triliun, dengan mitra baru dari China juga.

Jakarta, 28 April 2024 - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan penggantian LG Energy Solution oleh perusahaan asal China, Huayou, untuk melanjutkan proyek baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Proyek yang dikenal sebagai Indonesia Grand Package ini kini akan dilanjutkan oleh Huayou bersama mitra barunya, juga dari China, untuk menyelesaikan pembangunan kapasitas baterai sebesar 20 Gigawatt hour (GWh).
Keputusan ini diambil pemerintah karena menilai LG Energy Solution terlalu lama dalam proses pengembangan proyek. Meskipun telah membangun kapasitas 10 GWh pertama, sisa 20 GWh dinilai membutuhkan percepatan untuk mendukung pengembangan ekosistem EV di Indonesia. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemerintah tidak mempersoalkan asal negara mitra, selama mereka berkomitmen untuk berinvestasi dan berkontribusi pada pengembangan industri baterai EV di Indonesia.
Huayou, yang sebelumnya berperan sebagai penyedia teknologi penambangan dan smelter dalam proyek tersebut, kini akan memimpin pembangunan sisa kapasitas 20 GWh bersama mitra barunya. Identitas mitra baru ini akan diumumkan kemudian, namun Menteri Bahlil memastikan bahwa perusahaan tersebut termasuk dalam tujuh besar perusahaan baterai dunia.
Pergantian Mitra dan Investasi Proyek Baterai EV
Pergantian mitra ini menandai babak baru dalam proyek Indonesia Grand Package. Proyek yang ditargetkan memiliki kapasitas 30 GWh ini telah merealisasikan investasi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp20,2 triliun. Sisa investasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini mencapai 8,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp145,2 triliun, yang sebagian besar akan ditanggung oleh Huayou dan mitranya.
Pemerintah Indonesia menekankan bahwa keputusan mengganti LG Energy Solution bukan karena ketidakpuasan, melainkan karena pertimbangan kecepatan pengembangan proyek. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempercepat pengembangan ekosistem baterai EV di dalam negeri dan mendorong pertumbuhan industri otomotif listrik.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menyatakan akan segera melakukan pertemuan dengan Huayou untuk membahas lebih lanjut terkait rencana investasi dan implementasi proyek ke depan. Kerjasama ini diharapkan dapat mempercepat realisasi proyek dan memberikan kontribusi signifikan terhadap target pengembangan industri baterai EV di Indonesia.
Mitra Asal China dan Kebijakan Pemerintah
Menteri Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak membatasi kerjasama dengan negara tertentu. Keputusan memilih mitra dari China didasarkan pada komitmen dan kemampuan perusahaan tersebut untuk berkontribusi pada pengembangan ekosistem baterai EV di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia terbuka terhadap investasi asing dari berbagai negara, selama investasi tersebut memberikan manfaat bagi perekonomian dan kemajuan Indonesia.
Dengan demikian, proyek baterai EV ini tetap berjalan dengan mitra baru yang diharapkan mampu menyelesaikan pembangunan kapasitas 20 GWh yang tersisa. Pemerintah optimis proyek ini akan berjalan sesuai rencana dan berkontribusi pada pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Proses penggantian mitra ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah akan terus berupaya untuk menarik investasi asing dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
Proyek ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan industri strategis di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi dan kemajuan teknologi di bidang kendaraan listrik.
Kesimpulan
Pergantian LG Energy Solution oleh Huayou dan mitranya dari China menandai percepatan proyek baterai EV di Indonesia. Pemerintah optimistis langkah ini akan mempercepat pengembangan ekosistem EV di Indonesia dan menarik investasi lebih besar di masa mendatang.