LG Energy Solution Tak Mundur, Pemerintah yang Meminta! Ini Alasan Rosan Perkasa
Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan bahwa LG Energy Solution tidak mengundurkan diri, melainkan diminta mundur oleh pemerintah karena negosiasi yang berlarut-larut selama lima tahun.

Jakarta, 24 April 2025 - Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, memberikan klarifikasi terkait kabar mundurnya LG Energy Solution dari proyek ekosistem baterai di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa perusahaan asal Korea Selatan tersebut tidak mengundurkan diri, melainkan diminta mundur oleh pemerintah. Keputusan ini diambil setelah negosiasi yang panjang dan melelahkan selama lima tahun, sejak tahun 2020, dinilai tidak menunjukkan kemajuan signifikan.
Dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Rabu (23/4) malam, Rosan menekankan bahwa keputusan tersebut didasari oleh surat resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada 31 Januari 2025. "Jadi dikatakan bahwa dari sana (LG) memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Kenapa dikeluarkan surat itu? Karena, memang negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kami ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat karena negosiasinya sudah berlangsung lima tahun," jelas Rosan.
Pertimbangan lain yang mendorong pemerintah untuk meminta LG mundur adalah masuknya investor asal China, Huayou, yang telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di sektor ekosistem baterai Indonesia sejak tahun 2024. Huayou dinilai lebih siap dan memiliki teknologi serta sumber daya yang memadai untuk melanjutkan proyek tersebut. Rosan menambahkan, "Jadi, sebenarnya dalam konsorsium LG itu memang sudah ada Huayou-nya. Jadi, mereka sekarang yang menjadi leading consortium. Itu saja,"
Huayou, Investor Baru yang Lebih Siap
Rosan mengungkapkan pertemuannya dengan pihak Huayou menghasilkan perkembangan positif. Huayou, menurut Rosan, tertarik berinvestasi karena memiliki teknologi yang dibutuhkan dan pengalaman investasi sebelumnya di Indonesia di bidang yang sama. "Jadi, mereka sudah sangat-sangat paham, sangat-sangat mengerti, dan di saat bersamaan dia juga sudah punya resources untuk pengembangan ini ke depan," tambah Rosan.
Kehadiran Huayou diharapkan dapat mempercepat realisasi proyek ekosistem baterai di Indonesia. Dengan teknologi dan sumber daya yang dimiliki, Huayou diyakini mampu menjalankan proyek ini secara efisien dan efektif.
Meskipun LG diminta mundur, Rosan memastikan bahwa perusahaan tersebut tetap berinvestasi di Indonesia. LG telah menyelesaikan salah satu proyek joint venture senilai 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp18,56 triliun).
LG Tetap Berinvestasi di Indonesia
Rosan menjelaskan, "Jadi, (investasi LG) terbagi dalam empat joint venture, dan mereka sudah groundbreaking, dan sudah selesai di joint venture nomor 4. Jadi, memang berita yang kemarin mereka mundur itu bukan mundur semuanya. Mereka sudah melakukan dan sudah selesai di JV nomor 4 senilai 1,1 miliar dolar AS,"
Kesimpulannya, pernyataan mundurnya LG Energy Solution perlu diluruskan. Pemerintah Indonesia yang meminta LG mundur dari proyek ekosistem baterai karena negosiasi yang berlarut-larut. Namun, LG tetap memiliki komitmen investasi di Indonesia melalui proyek-proyek joint venture yang telah terlaksana.
Pemerintah optimistis dengan masuknya Huayou, proyek ekosistem baterai di Indonesia akan berjalan lebih cepat dan efisien.