Proyeksi Mudik Lebaran 2025: 146 Juta Pemudik, Pemerintah Siapkan Strategi Antisipasi Kemacetan
Menhub memprediksi pergerakan mudik Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta orang, dengan strategi antisipasi kemacetan yang melibatkan koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi pergerakan mudik Lebaran 2025 akan mencapai angka yang signifikan, yaitu 146,48 juta orang. Prediksi ini disampaikan setelah rapat koordinasi lintas sektoral bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo di Jakarta. Angka ini didapat dari survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub bersama Badan Litbang Kompas, yang memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan masyarakat selama periode mudik Lebaran 1446 Hijriah. Pemerintah pun telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi potensi kemacetan dan memastikan kelancaran arus mudik dan balik.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah mengenai moda transportasi yang akan digunakan para pemudik. Dari total 146,48 juta pemudik, diperkirakan 33,71 juta orang atau sekitar 23 persen akan menggunakan mobil pribadi. Angka ini menunjukkan tingginya potensi kepadatan lalu lintas di jalan raya, terutama di jalur-jalur utama mudik. Oleh karena itu, koordinasi intensif dengan pemerintah daerah menjadi kunci dalam mengelola dan mengantisipasi potensi kemacetan tersebut. "Untuk tahun ini kami perkirakan bahwa jumlah pemudik yang akan melakukan perjalanan di Lebaran adalah sekitar 146,48 juta orang," kata Menhub.
Menhub juga telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mempersiapkan Angkutan Lebaran 2025. Koordinasi tersebut dilakukan dengan pemerintah daerah seperti Gubernur Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Fokus koordinasi meliputi pengaturan dan rekayasa lalu lintas, antisipasi pasar tumpah, kepadatan lokasi wisata, dan keselamatan di perlintasan sebidang. "Koordinasi dengan Pemprov Jabar meliputi pengaturan dan rekayasa lalu lintas angkutan Lebaran di gerbang tol yang berada di wilayah Jawa Barat. Termasuk adanya potensi pasar tumpah yang kemungkinan akan bermunculan pada masa angkutan Lebaran," jelas Menhub.
Antisipasi Kemacetan dan Pengaturan Lalu Lintas
Pemerintah menyadari potensi kemacetan yang dapat terjadi akibat tingginya jumlah pemudik. Oleh karena itu, berbagai strategi telah disiapkan untuk mengantisipasi hal tersebut. Koordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, menjadi kunci dalam pengaturan dan rekayasa lalu lintas. Hal ini meliputi pengaturan di gerbang tol, antisipasi pasar tumpah, dan manajemen kepadatan di lokasi wisata.
Selain itu, perhatian khusus juga diberikan pada keselamatan masyarakat, terutama di perlintasan sebidang. Upaya untuk meminimalisir kecelakaan di perlintasan sebidang akan menjadi prioritas. Kemenhub juga telah mengusulkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) bagi ASN dan karyawan BUMN, serta mendorong perusahaan swasta untuk menerapkan hal yang sama. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas selama periode mudik Lebaran.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo juga memberikan informasi terkait prediksi puncak arus mudik dan balik. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada tanggal 28-30 Maret 2025, sedangkan puncak arus balik pada tanggal 5-7 April 2025. Polri akan melaksanakan Operasi Ketupat 2025 untuk menjaga keamanan dan kelancaran lalu lintas selama periode mudik Lebaran.
Operasi Ketupat 2025 akan dilaksanakan dalam dua versi, yaitu operasi di wilayah Lampung sampai Bali selama 17 hari dan operasi di 28 Polda lainnya selama 14 hari. Hal ini menunjukkan kesiapan Polri dalam mengamankan pergerakan masyarakat selama mudik Lebaran.
Peran Pemerintah Daerah dalam Kesuksesan Mudik Lebaran
Peran pemerintah daerah sangat krusial dalam memastikan kelancaran mudik Lebaran 2025. Koordinasi yang intensif antara Kemenhub dan pemerintah daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur telah dilakukan untuk membahas berbagai strategi antisipasi kemacetan. Pengaturan lalu lintas, antisipasi pasar tumpah, dan manajemen kepadatan di lokasi wisata menjadi fokus utama dalam koordinasi tersebut.
Dengan tingginya prediksi jumlah pemudik, kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan kelancaran perjalanan mudik Lebaran 2025. Semoga dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, mudik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar dan aman.
Dari data yang diperoleh, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi daerah asal pemudik terbanyak. Hal ini menjadi pertimbangan utama dalam strategi pengaturan lalu lintas dan antisipasi kemacetan.
Kesimpulan
Proyeksi jumlah pemudik Lebaran 2025 yang mencapai 146,48 juta orang menuntut kesiapan dan koordinasi yang matang dari berbagai pihak. Strategi antisipasi kemacetan yang melibatkan koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan dalam memastikan kelancaran dan keamanan arus mudik dan balik.