Puluhan Manusia Silver hingga Pengemis Ditertibkan di Mataram Jelang Lebaran
Dinas Sosial Kota Mataram menertibkan puluhan manusia silver, badut, anak jalanan, gelandangan, dan pengemis selama Ramadhan 2025, sebagian besar berasal dari luar daerah.

Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menertibkan puluhan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025. Mereka terdiri dari manusia silver, badut, anak jalanan, gelandangan, dan pengemis yang dinilai mengganggu ketertiban umum. Penertiban ini dilakukan di berbagai titik di Kota Mataram, termasuk perempatan jalan dan pusat pertokoan, selama bulan suci Ramadhan hingga menjelang Lebaran.
Kepala Dinsos Kota Mataram, Lalu Samsul Adnan, mengungkapkan bahwa sekitar 36 PMKS telah ditertibkan. Dari data sementara, sebagian besar manusia silver berasal dari luar daerah, dengan beberapa di antaranya mengaku masih ada rekan-rekan mereka yang beroperasi di Kota Mataram. Hal ini membuat Satgas Sosial Kota Mataram terus berupaya melacak keberadaan mereka.
Satgas Sosial menghadapi tantangan dalam penertiban PMKS ini karena mereka seringkali menghindari petugas. Strategi yang diterapkan adalah memanggil tim patroli untuk langsung mengamankan PMKS yang teridentifikasi, tanpa harus mendekati mereka secara langsung. Langkah ini efektif untuk mencegah PMKS tersebut melarikan diri.
Penanganan PMKS Berbeda-beda
Dinas Sosial Kota Mataram memiliki penanganan yang berbeda-beda untuk setiap jenis PMKS. Untuk manusia silver dari luar daerah, Dinsos akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi NTB untuk memulangkan mereka ke daerah asal masing-masing. Sementara itu, bagi PMKS yang menggunakan kostum badut untuk mengemis, perlengkapan mereka disita sementara.
Jika badut tersebut adalah anak-anak, orang tua mereka diwajibkan datang dan membuat surat pernyataan. Sedangkan jika badut tersebut dewasa, mereka akan diserahkan kepada kepala desa setempat untuk diawasi. Sebagian besar badut yang ditemukan berasal dari luar Kota Mataram, namun ada juga beberapa yang berasal dari dalam kota.
Fenomena manusia silver meningkat drastis di Kota Mataram selama pertengahan Ramadhan. Mereka kerap terlihat di sejumlah titik keramaian, meminta-minta uang kepada pengendara dan warga. Selain manusia silver, aksi badut, anak jalanan, gelandangan, dan pengemis juga menjadi perhatian Satgas Sosial menjelang Idul Fitri.
Antisipasi Peningkatan Jumlah PMKS Jelang Lebaran
Dinas Sosial memperkirakan jumlah PMKS akan terus meningkat hingga menjelang Lebaran. Oleh karena itu, Satgas Sosial didorong untuk meningkatkan pengawasan dan patroli guna mencegah gangguan ketertiban umum. Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan kenyamanan dan keamanan masyarakat Kota Mataram selama Ramadhan dan Idul Fitri.
"Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditertibkan itu sekitar 36 orang," kata Lalu Samsul Adnan. "Modus yang dilakukan di lapangan menurut satgas sosial, mereka masih main kucing-kucingan dengan petugas. Artinya, ketika melihat satgas mereka langsung kabur. Karena itu kalau ada manusia silver, petugas tidak perlu mendekati tapi langsung panggil tim patroli untuk angkut dan diamankan di posko," tambahnya.
Penertiban PMKS ini merupakan upaya Pemerintah Kota Mataram untuk menciptakan ketertiban dan kenyamanan masyarakat selama bulan Ramadhan dan menjelang perayaan Idul Fitri. Koordinasi antar instansi terkait juga menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan PMKS ini.