PWI dan AJI Tunggu Hasil Otopsi Jurnalis Situr Wijaya
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menunggu hasil otopsi untuk mengetahui penyebab kematian Situr Wijaya, jurnalis yang meninggal di Jakarta.

Kematian Mendadak Jurnalis Situr Wijaya di Jakarta Menjadi Fokus PWI dan AJI
Apa yang terjadi pada Situr Wijaya, seorang jurnalis dari Palu, Sulawesi Tengah? Siapa yang terlibat dalam proses investigasi kematiannya? Di mana ia meninggal? Di Jakarta, pada Jumat, 4 April 2024. Mengapa ia meninggal secara mendadak? Hingga kini penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Bagaimana proses penanganan kasus ini? PWI dan AJI tengah menunggu hasil otopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya.
Kematian Situr Wijaya menyisakan duka mendalam bagi keluarga, rekan sejawat, dan organisasi profesi wartawan. Kepergiannya yang mendadak di sebuah hotel di Jakarta telah memicu berbagai pertanyaan dan spekulasi. Baik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) maupun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu menyatakan komitmen penuh untuk mendampingi proses pengungkapan penyebab kematiannya.
Proses pemulangan jenazah Situr Wijaya ke kampung halaman istrinya di Desa Bangga, Kabupaten Sigi, telah dilakukan pada Minggu, 6 April 2024. Pemakaman dihadiri oleh rekan-rekan sejawat, keluarga, dan beberapa tokoh penting, termasuk anggota DPR-RI Dapil Sulteng, Longki Djanggola. Kehadiran mereka menunjukkan rasa simpati dan keprihatinan atas kepergian jurnalis tersebut.
Menanti Hasil Otopsi untuk Keadilan
PWI dan AJI menekankan pentingnya menunggu hasil otopsi untuk memastikan penyebab kematian Situr Wijaya. Heru, anggota PWI Sulteng, menyatakan bahwa organisasi profesi wartawan tersebut fokus pada pemulangan jenazah dan belum ada pihak yang ditunjuk keluarga untuk menangani kasus ini. "Dalam kesempatan ini juga kami perlu klarifikasi bahwa kami fokus mengupayakan pemulangan jenazah almarhum dikebumikan di kampung istrinya. Sampai saat ini pihak keluarga belum pernah menunjuk ataupun memberi kuasa kepada siapapun dalam penanganan perkara kematian almarhum," ujarnya.
Organisasi profesi wartawan tersebut menunggu hasil otopsi untuk menentukan langkah selanjutnya. "Istri almarhum berpesan bahwa jika nanti kemudian hasil otopsi itu ternyata adalah penyebabnya medis, maka seluruh proses ini kami tutup. Tetapi jika ditemukan hal-hal yang melanggar hukum kami akan tindaklanjuti," tambah Heru. Pernyataan ini menunjukkan komitmen PWI dan AJI untuk memastikan keadilan bagi almarhum.
Proses pemakaman Situr Wijaya berlangsung khidmat. Kehadiran Longki Djanggola, mantan Gubernur Sulteng, turut memberikan dukungan moral kepada keluarga yang sedang berduka. "Insya Allah semua ini akan terungkap dengan jelas, kita lihat hasil otopsi, mudah-mudahan memang murni kematiannya karena penyakit. Tapi kalau misalnya ada hal-hal lain Insya Allah pasti akan terungkap. Khususnya buat istri dan anak-anaknya ya mohon sabar menerima kenyataan," ucap Longki.
Kesimpulannya, hingga saat ini penyebab kematian Situr Wijaya masih belum diketahui secara pasti. PWI dan AJI, bersama keluarga, menunggu hasil otopsi untuk mendapatkan kejelasan dan keadilan atas kepergian jurnalis tersebut. Dukungan dan doa dari berbagai pihak terus mengalir bagi keluarga yang ditinggalkan.