Ramadan di Bali: Kampung Wanasari Banjir Pembeli Takjil, Libatkan Ratusan Pedagang UMKM
Kampung Wanasari di Denpasar diramaikan oleh ratusan pedagang UMKM yang menjajakan takjil dan makanan berat, menarik minat masyarakat Bali dan wisatawan asing selama Ramadan.

Masyarakat Bali, tak hanya umat Muslim, turut meramaikan suasana Ramadan di Kampung Wanasari, kawasan Masjid Raya Baiturrahmah Denpasar. Ribuan orang memadati area tersebut untuk berburu takjil dan aneka kuliner khas Ramadan. Kehadiran pasar takjil ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi para pedagang, tetapi juga menciptakan keakraban dan toleransi antarumat beragama di Bali.
Salah satu pengunjung, Ni Ketut Linda Nataliani, mengaku tertarik membeli takjil di Kampung Wanasari meskipun ia sendiri tidak berpuasa. Ia datang bersama temannya yang berpuasa dan merasa terkesan dengan beragam pilihan makanan yang tersedia dengan harga terjangkau. "Saya baru belanja gorengan, lumpia, dan martabak telur, ikut ke sini karena bareng teman saya yang Muslim, ini baru pertama kali ikut," ujarnya. Ia menambahkan, "Senang karena banyak pilihan dan harganya murah-murah, kelihatannya juga enak-enak, tapi sayang saya tinggalnya agak jauh dari sini."
Antusiasme masyarakat terlihat dari membludaknya pengunjung sejak hari pertama Ramadan. Koordinator Pasar Masjid Raya Baiturrahmah, Marzuki Fathan, memperkirakan lebih dari 500 orang, termasuk wisatawan asing, telah berbelanja di Kampung Wanasari. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap pasar takjil yang telah menjadi agenda tahunan ini.
Suksesnya Pasar Takjil Kampung Wanasari
Pasar takjil di Kampung Wanasari melibatkan 65-70 pedagang UMKM yang menjajakan berbagai kuliner, mulai dari takjil hingga makanan berat. Para pedagang ini berasal tidak hanya dari Kampung Wanasari, tetapi juga dari daerah lain seperti Renon dan Ubung. Hal ini menunjukkan tingginya antusiasme para pedagang untuk turut serta dalam meramaikan pasar takjil ini.
Marzuki Fathan menjelaskan bahwa jumlah pedagang tahun ini bahkan meningkat lebih dari 10 UMKM dibandingkan tahun sebelumnya. "Antusias para pedagang semakin tahun itu meningkat, ini pun sebenarnya kami sudah tutup 65 pedagang seminggu sebelum mulai puasa tapi pertemuan terakhir itu masih ada daftar dan kami tidak bisa menolak yang penting dia mau dengan kondisi yang kami sediakan," jelasnya. Pihak Masjid Raya Baiturrahmah hanya memungut biaya listrik sebesar Rp30.000 per hari, memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pedagang untuk mencari rezeki di bulan Ramadan.
Pasar takjil ini dibuka setiap hari mulai pukul 15.00 WITA hingga waktu berbuka puasa, dengan puncak keramaian terjadi sekitar pukul 17.00 WITA. Marzuki memperkirakan, keramaian akan terus terjadi setidaknya selama 15 hari pertama bulan Ramadan. Namun, pasar takjil akan ditutup pada Rabu, 26 Maret 2025, untuk menghormati Hari Suci Nyepi di Bali.
Dampak Positif Pasar Takjil
Keberadaan pasar takjil di Kampung Wanasari memberikan dampak positif, baik bagi para pedagang maupun masyarakat. Bagi pedagang, pasar ini menjadi lahan mencari nafkah tambahan di bulan Ramadan. Sementara bagi masyarakat, pasar ini menyediakan beragam pilihan makanan dengan harga terjangkau, sekaligus menjadi tempat berkumpul dan menjalin silaturahmi.
Suksesnya pasar takjil ini juga menunjukkan semangat kebersamaan dan toleransi antarumat beragama di Bali. Kehadiran pengunjung dari berbagai latar belakang agama menunjukkan bahwa pasar takjil ini bukan hanya sekadar tempat berjualan, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
Keberhasilan Kampung Wanasari menjadi pusat kuliner Ramadan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Bali untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal dan memperkuat semangat toleransi antarumat beragama.
Dengan adanya penambahan jumlah pedagang dan pengunjung setiap tahunnya, pasar takjil Kampung Wanasari semakin menunjukkan potensinya sebagai daya tarik wisata kuliner di Bali selama bulan Ramadan. Hal ini juga berkontribusi pada peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.
Penutupan pasar takjil pada Hari Suci Nyepi menunjukkan penghormatan terhadap budaya dan tradisi lokal, sekaligus memperlihatkan bagaimana kegiatan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan nilai-nilai kearifan lokal.