Ratusan Siswa Keracunan, BGN Hentikan Sementara Operasional Program Makan Bergizi Gratis di NTT
Badan Gizi Nasional (BGN) menghentikan sementara operasional SPPG di NTT menyusul temuan makanan tak layak dalam Program Makan Bergizi Gratis yang sebabkan keracunan.

Badan Gizi Nasional (BGN) secara resmi menghentikan sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Keputusan ini diambil menyusul adanya temuan makanan tidak layak yang diduga menjadi penyebab insiden keracunan massal dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Insiden serius ini terjadi pada Senin, 22 Juli lalu, ketika ratusan siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang mengalami gejala keracunan, seperti muntah-muntah, nyeri perut hebat, dan lemas, setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut. Kejadian ini memicu kekhawatiran publik dan menyoroti standar keamanan pangan dalam pelaksanaan program gizi nasional.
Staf Khusus BGN, Redy Hendra Gunawan, di Jakarta, menyatakan bahwa pemberhentian operasional SPPG terkait akan berlangsung hingga proses investigasi dan pengecekan sampel MBG di laboratorium selesai. BGN menegaskan komitmennya untuk memastikan keamanan dan keselamatan seluruh penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis.
Insiden Keracunan Massal dan Langkah Tegas BGN
Pada Selasa, 23 Juli, dilaporkan bahwa ratusan anak sekolah dari SMP Negeri 8 Kota Kupang dilarikan ke fasilitas kesehatan setelah mengalami gejala keracunan parah. Mereka diduga kuat mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan pada pagi hari sebelumnya.
Gejala yang dialami para siswa meliputi muntah-muntah, nyeri perut yang hebat, dan kondisi lemas yang signifikan. Kejadian ini segera menarik perhatian Badan Gizi Nasional, yang langsung merespons dengan langkah-langkah darurat untuk menangani situasi dan mencegah dampak lebih lanjut.
Sebagai respons cepat, BGN memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh operasional SPPG di NTT yang terkait dengan insiden tersebut. Langkah ini diambil untuk memberikan waktu bagi investigasi menyeluruh dan pengujian laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga bermasalah.
Investigasi Menyeluruh dan Komitmen Perbaikan Program
Dalam upaya menelusuri penyebab pasti insiden, BGN telah melibatkan sejumlah pihak independen, termasuk dinas kesehatan dan dinas pendidikan setempat. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan objektivitas dan akurasi dalam proses investigasi, serta terus memonitor kondisi kesehatan siswa yang terdampak secara berkala.
Redy Hendra Gunawan menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya dari Badan Gizi Nasional kepada siswa, orang tua, pihak sekolah, dan seluruh pihak yang terdampak. Ia menegaskan bahwa BGN tidak akan menoleransi kelalaian dalam pengadaan dan distribusi Program Makan Bergizi Gratis yang dapat membahayakan kesehatan penerima manfaat.
Prioritas utama BGN adalah keamanan dan keselamatan seluruh penerima manfaat program. Oleh karena itu, koordinasi intensif dengan pemerintah daerah setempat terus dilakukan untuk memastikan penanganan insiden di lokasi berjalan cepat, tepat, dan komprehensif.
Peningkatan Standar dan Keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis
Insiden keracunan ini menjadi catatan penting bagi BGN untuk melakukan perbaikan signifikan di masa mendatang. Beberapa area perbaikan yang sedang disusun meliputi peningkatan proses seleksi dan evaluasi mitra penyedia makanan secara berkala, guna memastikan kualitas dan keandalan pasokan.
Selain itu, BGN berkomitmen untuk meningkatkan standar higienitas, memperkuat rantai pasok, dan mengoptimalkan pengawasan mutu pangan pada setiap tahapan Program Makan Bergizi Gratis. Penyusunan standar operasional prosedur (SOP) juga sedang dilakukan, berbasis praktik terbaik (best practice) dan rekomendasi dari para ahli gizi dan keamanan pangan.
Badan Gizi Nasional menegaskan komitmennya untuk memastikan Program Makan Bergizi Gratis berjalan sesuai dengan standar keamanan pangan tertinggi dan memberikan manfaat maksimal tanpa risiko kesehatan. Dengan perhatian dan kerja sama dari seluruh pihak, BGN optimis program ini dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia.