Ratusan Warga Ikuti Ruwatan Negara di Situs Bung Karno Kediri: Mengenang Jejak Masa Kecil Sang Proklamator
Ratusan warga dari berbagai daerah antusias mengikuti Ruwatan Negara di Situs Bung Karno Kediri, wujud syukur kemerdekaan dan harapan Indonesia jadi mercusuar perdamaian dunia.

Ratusan warga dari berbagai daerah di Jawa Timur baru-baru ini memadati Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri, yang dikenal sebagai Situs Bung Karno Kediri. Mereka berkumpul untuk mengikuti acara Ruwatan Negara yang diselenggarakan di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Kegiatan ini merupakan wujud syukur mendalam atas kemerdekaan bangsa Indonesia.
Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri, Kushartono, menjelaskan bahwa ruwatan ini bertujuan untuk memohon berkah agar Indonesia menjadi "baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur". Acara ini diikuti oleh berbagai kelompok masyarakat dari lintas daerah dan latar belakang.
Serangkaian kegiatan menarik turut memeriahkan acara, mulai dari kirab budaya hingga doa lintas agama yang dipimpin oleh para pemimpin agama. Pentas wayang Mbah Gandrung juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perhelatan akbar ini.
Makna dan Pelaksanaan Ruwatan Negara
Kushartono menegaskan bahwa Ruwatan Negara ini merupakan ekspresi rasa syukur yang mendalam atas berdirinya Republik Indonesia. Dengan rasa syukur, diharapkan bangsa ini senantiasa diberkahi dan mencapai kemakmuran yang berkelanjutan. Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat menunjukkan semangat kebersamaan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan harapan besar agar Indonesia dapat menjadi mercusuar perdamaian dunia. Di tengah prediksi potensi konflik global, Indonesia diharapkan mampu berperan aktif dalam menjaga stabilitas. Kekuatan spiritual dan keyakinan pada Tuhan diyakini mampu mewujudkan visi tersebut.
Meskipun secara prediksi nampak mustahil, bagi bangsa Indonesia yang percaya pada Tuhan, kekuatan terbesar adalah berkat rahmat Allah. Hal ini juga diakui dalam UUD 1945, sehingga bukan tidak mungkin Indonesia menjadi pelopor perdamaian. Doa lintas agama dan suku dipanjatkan untuk menjaga keutuhan NKRI.
Aspirasi Penetapan Hari Berdirinya NKRI
Dalam kesempatan yang sama, pihak penyelenggara juga menyampaikan aspirasi penting terkait sejarah kemerdekaan Indonesia. Mereka menyoroti bahwa setelah proklamasi 17 Agustus, tanggal 18 Agustus merupakan momen krusial. Pada tanggal tersebut, Bung Karno diangkat sebagai Presiden, Pancasila disahkan, dan UUD 1945 ditetapkan.
Oleh karena itu, petisi diajukan agar 18 Agustus ditetapkan sebagai Hari Berdirinya NKRI. Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia sudah dilakukan pada 17 Agustus. Namun, penetapan hari jadi NKRI pada 18 Agustus dianggap sebagai pelengkap sejarah yang penting.
Usulan ini bertujuan untuk memberikan pengakuan resmi terhadap momen fundamental pembentukan negara. Penetapan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman masyarakat tentang sejarah berdirinya Republik Indonesia. Hal ini juga menjadi pengingat akan fondasi kuat yang telah diletakkan para pendiri bangsa.
Situs Ndalem Pojok: Jejak Sejarah Bung Karno
Situs Ndalem Pojok yang terletak di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Lokasi ini menjadi saksi bisu jejak masa kecil Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Keberadaannya memberikan gambaran otentik tentang perjalanan hidup sang proklamator.
Sejarah mencatat bahwa situs ini menyimpan banyak kisah penting dari masa kecil Bung Karno. Setiap sudutnya seolah bercerita tentang pembentukan karakter dan pemikiran beliau. Situs ini menjadi pengingat akan akar sejarah kepemimpinan nasional.
Kini, Situs Ndalem Pojok telah resmi ditetapkan sebagai cagar budaya. Penetapan ini menjamin pelestarian situs sebagai warisan penting bagi generasi mendatang. Pengunjung dapat mempelajari lebih jauh tentang kehidupan awal Soekarno di tempat bersejarah ini.