Razia Pangan di Pasar Bandeng Karawaci Temukan Zat Berbahaya
Tim gabungan Pemerintah Kota Tangerang menyita sejumlah pangan mengandung formalin dan boraks di Pasar Bandeng Karawaci, dan mengimbau masyarakat untuk lebih teliti memilih bahan makanan.

Tim gabungan Pemerintah Kota Tangerang berhasil menyita sejumlah produk pangan yang mengandung zat berbahaya dalam inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Bandeng Karawaci pada 30 Januari 2024. Sidak ini melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, Satpol PP, Kepolisian, dan berbagai instansi terkait lainnya, seperti BPOM RI dan Badan Pangan Nasional RI. Keberadaan zat berbahaya dalam produk pangan menjadi fokus utama razia ini.
Dari total 135 sampel pangan yang diperiksa, sebanyak 10 sampel dinyatakan positif mengandung formalin dan boraks. Jenis pangan yang terkontaminasi meliputi tahu kuning, mie kuning, dan tahu putih. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang, Muhdorun, menjelaskan bahwa angka pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di Pasar Bandeng mencapai 92,59 persen. Meski demikian, temuan ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap keamanan pangan.
Penemuan zat berbahaya ini tak hanya mengungkap masalah keamanan pangan, tetapi juga menunjukkan perlunya edukasi lebih lanjut bagi para pedagang. Muhdorun menambahkan bahwa pedagang yang terlibat telah diberi pembinaan dan edukasi tentang standar keamanan pangan yang harus dipenuhi agar produk yang dijual aman untuk dikonsumsi. Pihak berwenang menekankan pentingnya memastikan produk yang dijual aman dan sesuai standar.
Razia gabungan ini melibatkan berbagai instansi terkait, menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Tangerang untuk menjaga keamanan pangan di wilayahnya. Selain BPOM dan Badan Pangan Nasional, instansi lain yang ikut serta adalah Balai Pengendalian Mutu Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Polres Metro Tangerang Kota, Perumda Pasar, dan OPD Provinsi Banten. Kerja sama antar instansi ini dianggap krusial dalam pengawasan keamanan pangan yang komprehensif.
Muhdorun mengimbau masyarakat agar lebih selektif dalam memilih produk pangan. Ia menyarankan agar masyarakat tidak tergiur dengan harga murah dan warna yang mencolok, serta memperhatikan tekstur pangan. Ciri-ciri tersebut dapat mengindikasikan adanya zat tambahan berbahaya. Perhatian terhadap keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah Kota Tangerang juga menyediakan fasilitas untuk memastikan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat. Tersedia 21 Pojok Uji Pangan di 18 pasar tradisional dan tiga pasar modern di Kota Tangerang. Layanan ini gratis dan dapat digunakan oleh pedagang maupun pembeli untuk memastikan keamanan pangan mereka. Layanan ini diharapkan dapat meningkatkan kepastian keamanan pangan bagi masyarakat.
Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan NFA, Hermawan, menambahkan bahwa razia ini merupakan agenda rutin. Ia juga memastikan bahwa secara umum harga-harga bahan pangan di Kota Tangerang masih stabil dan terjangkau. Harga daging misalnya, terpantau di kisaran Rp135.000, telur Rp26.000, dan ayam Rp35.000. Ketersediaan pangan di pasar juga dipastikan aman dan cukup.
Kesimpulannya, razia pangan di Pasar Bandeng Karawaci mengungkap adanya produk pangan yang mengandung zat berbahaya. Temuan ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat dan edukasi bagi pedagang serta kewaspadaan masyarakat dalam memilih bahan makanan. Keberadaan Pojok Uji Pangan diharapkan dapat membantu masyarakat memastikan keamanan pangan yang dikonsumsi.