Rehabilitas Tempat Wisata di Manokwari Tetap Berlanjut Meski Pesparawi Diundur
Meskipun Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XIV diundur, Dinas Pariwisata Manokwari tetap melanjutkan rehabilitasi tempat wisata Pantai Bakaro dengan anggaran Rp400 juta dari APBD 2025.

Manokwari, 25 Maret 2024 - Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Parekrafbud) Kabupaten Manokwari, Papua Barat, tetap melanjutkan rehabilitasi sejumlah tempat wisata meskipun penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XIV diundur ke Juni 2026. Keputusan ini diambil karena perbaikan infrastruktur wisata dinilai tetap penting bagi masyarakat setempat, terlepas dari agenda nasional tersebut.
Kepala Dinas Parekrafbud Manokwari, Immanuel Pangaribuan, menjelaskan bahwa penundaan Pesparawi tidak menghentikan rencana rehabilitasi, khususnya di Pantai Bakaro, Distrik Manokwari Timur. "Meski Pesparawi diundur, kita tetap melaksanakan rehab tempat wisata," tegasnya dalam pernyataan di Manokwari, Selasa.
Ia menambahkan bahwa tujuan awal rehabilitasi memang untuk mendukung Pesparawi, namun kebutuhan perbaikan sarana dan prasarana di Pantai Bakaro sudah mendesak. Banyak fasilitas yang rusak dan perlu segera diperbaiki untuk kenyamanan dan keamanan pengunjung.
Rehabilitasi Pantai Bakaro: Fokus Perbaikan Fasilitas Rusak
Pembenahan di Pantai Bakaro difokuskan pada perbaikan fasilitas yang rusak, seperti gazebo pantai dan spot-spot foto. Hal ini bertujuan tidak hanya untuk mempercantik kawasan wisata, tetapi juga untuk mencegah potensi bahaya bagi pengunjung akibat kerusakan fasilitas. "Untuk itu program ini tetap kita laksanakan dan bahkan menjadi program prioritas dari Disparekrafbud Manokwari," ujar Pangaribuan.
Anggaran yang dialokasikan untuk rehabilitasi tempat wisata dalam APBD 2025 mencapai Rp400 juta. Namun, jumlah pasti yang akan digunakan masih menunggu pembagian dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) setelah adanya efisiensi anggaran yang dilakukan. Meskipun demikian, komitmen untuk merehabilitasi Pantai Bakaro tetap kuat.
Proses rehabilitasi ini juga mencakup persiapan yang lebih matang untuk berbagai event di masa depan. Dengan waktu tambahan, pemerintah daerah dapat meningkatkan kualitas fasilitas wisata.
Pesparawi Diundur: Kesempatan Persiapan yang Lebih Matang
Penundaan Pesparawi Nasional XIV, menurut Pangaribuan, memiliki dampak positif. Pemerintah daerah memiliki waktu lebih panjang untuk mempersiapkan diri, termasuk penyempurnaan berbagai fasilitas, khususnya Ruang Terbuka Publik (RTP) Borarsi yang akan digunakan sebagai tempat pembukaan Pesparawi.
Dengan waktu tambahan ini, diharapkan penyelenggaraan Pesparawi Nasional XIV di tahun 2026 akan lebih sukses dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi pariwisata Manokwari. Rehabilitasi tempat wisata yang sedang berjalan saat ini menjadi bagian penting dari persiapan tersebut.
Proses rehabilitasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata Pantai Bakaro dan sekitarnya, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Pembenahan fasilitas wisata ini juga selaras dengan komitmen pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata di Manokwari.
Selain itu, pemerintah daerah juga dapat memanfaatkan waktu tambahan ini untuk melakukan sosialisasi dan promosi wisata yang lebih efektif, sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara pada saat penyelenggaraan Pesparawi nanti.
Dengan demikian, penundaan Pesparawi justru memberikan kesempatan bagi pemerintah daerah untuk melakukan persiapan yang lebih matang dan menyeluruh, termasuk dalam hal pengembangan infrastruktur wisata.
Kesimpulan
Rehabilitasi tempat wisata di Manokwari tetap berjalan meskipun Pesparawi diundur. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan sektor pariwisata di Manokwari, sekaligus memastikan keamanan dan kenyamanan para pengunjung. Penundaan Pesparawi justru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan event tersebut dengan lebih matang dan menyeluruh.