Rekind dan ITB Kembangkan Teknologi Carbon Capture untuk Transisi Energi
Anak usaha Rekind, PT Pupuk Indonesia Utilitas (PIU), berkolaborasi dengan ITB mengembangkan teknologi penangkapan karbon untuk mendukung transisi energi Indonesia menuju net zero emission pada 2060.

Jakarta, 13 Maret 2024 - PT Rekayasa Industri (Rekind) melalui anak usahanya, PT Pupuk Indonesia Utilitas (PIU), bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mengembangkan teknologi penangkapan dan konversi karbon dioksida (CO2). Teknologi carbon capture ini akan mengubah CO2 menjadi asam format dan hidrogen, sebagai upaya mendukung transisi energi Indonesia menuju target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Inovasi ini menjawab tantangan global perubahan iklim dan upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon yang signifikan dari sektor industri.
Teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) merupakan kunci utama dalam mencapai target NZE. Kolaborasi strategis antara Rekind, PIU, dan ITB ini difokuskan pada pengembangan teknologi berkelanjutan yang mampu menangkap CO2 dari proses industri, khususnya di sektor pupuk dan petrokimia. Proses ini tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga menghasilkan produk bernilai tambah.
CEO Rekind, Triyani Utaminingsih, menyatakan, "Kolaborasi ini sangat strategis, terutama sebagai upaya dukungan melalui peran kami dalam mengembangkan teknologi berkelanjutan yang mampu menangkap CO2 dari proses industri, terutama di sektor pupuk dan petrokimia, serta mengubahnya menjadi produk bernilai tambah." Asam format, salah satu produk hasil konversi CO2, memiliki potensi pasar yang luas di berbagai industri seperti tekstil, farmasi, dan pertanian. Sementara itu, hidrogen yang juga dihasilkan, semakin diakui sebagai sumber energi bersih masa depan.
Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan
PIU berperan krusial dalam mendukung inovasi teknologi ramah lingkungan di sektor pupuk dan petrokimia. Kunjungan PIU ke ITB merupakan langkah lanjutan untuk meninjau progres riset dan mengeksplorasi potensi penerapan hasil riset di sektor industri. Teknologi carbon capture telah menjadi fokus utama banyak negara dalam beberapa tahun terakhir sebagai respons terhadap krisis iklim global.
Indonesia, dengan emisi karbon yang cukup tinggi dari sektor industri, perlu beradaptasi dengan tren ini untuk tetap kompetitif dan berkelanjutan. Direktur Utama PIU, Mochamad Safiie, optimis bahwa riset bersama ITB akan menghasilkan teknologi yang dapat diimplementasikan di berbagai sektor industri dalam negeri. Ia menambahkan, "Rekind dan PIU optimis, melalui riset bersama ITB, teknologi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan diimplementasikan di berbagai sektor industri dalam negeri."
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi industri pupuk dan petrokimia, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam mendukung strategi dekarbonisasi nasional. Inovasi ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Manfaat dan Dampak Positif
Teknologi carbon capture yang dikembangkan ini memiliki beberapa manfaat signifikan. Pertama, mengurangi emisi karbon dioksida dari sektor industri, khususnya pupuk dan petrokimia, sehingga berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim. Kedua, menghasilkan produk bernilai tambah seperti asam format dan hidrogen, yang dapat dimanfaatkan di berbagai sektor industri. Ketiga, mendorong inovasi dan pengembangan teknologi ramah lingkungan di Indonesia, meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri dalam negeri. Keempat, mendukung strategi dekarbonisasi nasional dan pencapaian target net zero emission pada tahun 2060.
Kolaborasi antara Rekind, PIU, dan ITB ini menjadi contoh nyata sinergi antara industri dan akademisi dalam menghadapi tantangan global. Dengan pengembangan teknologi carbon capture, Indonesia semakin siap dalam transisi energi dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Safiie menambahkan, "Semoga melalui langkah-langkah strategis ini, peran Rekind, PIU dan akademisi bisa membawa Indonesia semakin siap dalam menghadapi tantangan transisi energi dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan sesuai Astacita yang dicanangkan pemerintah saat ini."