Rekind: Pilar Strategis Swasembada Energi Indonesia
PT Rekayasa Industri (Rekind) memainkan peran krusial dalam proyek energi nasional, terbukti dari kontribusinya pada revitalisasi kilang Balikpapan dan Balongan, serta komitmennya terhadap swasembada energi Indonesia.

PT Rekayasa Industri (Rekind) menegaskan perannya sebagai pilar penting dalam mewujudkan swasembada energi di Indonesia. Hal ini dibuktikan melalui partisipasi aktif perusahaan dalam berbagai proyek strategis nasional, khususnya di sektor energi. Perusahaan engineering, procurement, and construction (EPC) ini berhasil mengatasi berbagai tantangan dan menunjukkan ketangguhannya dalam menyelesaikan proyek-proyek berskala besar.
Direktur Utama Rekind, Triyani Utaminingsih, menyatakan bahwa Rekind selalu berkomitmen memberikan yang terbaik bagi negara. "Sebagai pemain utama dalam industri EPC di Indonesia, Rekind tidak pernah kehilangan semangat juangnya untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Rekind senantiasa berupaya berdiri kokoh, menyelesaikan dengan baik setiap pekerjaan dengan hasil yang optimal dan penuh dedikasi," ujar Triyani dalam keterangan pers di Jakarta, Senin.
Kualitas, profesionalisme, inovasi, dan kompetensi unggul menjadi kunci keberhasilan Rekind. Komitmen ini tercermin dalam kontribusi signifikan perusahaan terhadap kemajuan sektor energi Indonesia, terutama melalui partisipasinya dalam program revitalisasi kilang minyak milik negara.
Revitalisasi Kilang: Tonggak Swasembada Energi
Salah satu kontribusi terbesar Rekind adalah perannya dalam revitalisasi kilang minyak, khususnya RDMP Balikpapan dan RDMP Balongan. Proyek-proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi energi dalam negeri, mendukung ketahanan energi nasional, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Di RDMP Balikpapan, Rekind, bersama Joint Operation (JO) yang terdiri dari Hyundai Engineering Co. Ltd. (HEC), SK Engineering & Construction Co. Ltd (SK&EC), dan PT Pembangunan Perumahan (Persero), bertanggung jawab atas pengerjaan EPC Inside Battery Limit (ISBL) dan Outside Battery Limit (OSBL). Proyek ini telah mencapai kemajuan 92 persen dan ditargetkan selesai pada September 2025.
Pengerjaan proyek ini telah meningkatkan kapasitas Crude Distillation Unit (CDU) 4 dari 200.000 barel per hari menjadi 300.000 barel per hari, dan CDU 5 mencapai 60.000 barel per hari. Total kapasitas kilang kini mencapai 360.000 barel per hari, menjadikannya kapasitas CDU terbesar di Indonesia.
Teknologi Canggih untuk Kualitas Bahan Bakar
RDMP Balikpapan melibatkan pembangunan beberapa unit proses kunci, termasuk Residue Fluidized Catalytic Cracking (RFCC) dengan kapasitas 90.000 barel per hari menggunakan teknologi Axens. Unit ini mengolah residu menjadi bahan bakar minyak berkualitas tinggi.
Proyek ini juga mencakup Diesel Hydrotreating-I (DHT-I) dengan kapasitas 2x80.000 barel per hari, menggunakan teknologi Axens. DHT-I meningkatkan kualitas solar/diesel dengan mengurangi kandungan sulfur, memenuhi standar BBM Euro V yang ramah lingkungan.
Selain itu, terdapat unit Naphtha Hydrotreating (NHT) dengan kapasitas 62.000 barel per hari (teknologi UOP), yang mengurangi kandungan sulfur dalam bensin. Terakhir, unit Alkylation (teknologi CB&I) berkapasitas 7.400 barel per hari menghasilkan bahan bakar beroktan tinggi.
RDMP Balongan: Peningkatan Kapasitas Pengolahan
Rekind juga berperan penting dalam RDMP Balongan. Sebagai pemimpin konsorsium, Rekind berhasil meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 125.000 barel per hari menjadi 150.000 barel per hari melalui pembangunan RDMP RU VI Balongan Phase-1: CDU Crude Distillate Upgrading Project.
Keberhasilan Rekind dalam proyek-proyek ini menunjukkan kemampuan dan komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah untuk mencapai swasembada energi. Dengan teknologi canggih dan keahlian yang mumpuni, Rekind terus berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas produksi energi nasional dan menyediakan bahan bakar berkualitas tinggi bagi Indonesia.
Melalui proyek-proyek strategis ini, Rekind tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kapasitas produksi energi nasional, tetapi juga pada peningkatan kualitas bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target swasembada energi dan mengurangi emisi karbon.