Rekonstruksi Gaza Tanpa Penggusuran: Mungkinkah? Pakar PBB Beri Jawaban
Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Perumahan yang Layak menyatakan rekonstruksi Jalur Gaza tanpa penggusuran penduduk Palestina tetap memungkinkan, meskipun membutuhkan dana sekitar US$60 miliar dan waktu 5-10 tahun.
New York, 9 Februari 2024 - Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak atas Perumahan yang Layak, Balakrishnan Rajagopal. Ia menyatakan bahwa pembangunan kembali Jalur Gaza yang hancur akibat konflik militer baru-baru ini, bisa dilakukan tanpa perlu menggusur penduduk Palestina. Pernyataan ini memberikan secercah harapan di tengah keprihatinan luas mengenai nasib warga Gaza.
Pernyataan Pelapor Khusus PBB
Dalam siaran pers pada Sabtu (8 Februari 2024), Rajagopal menyampaikan optimismenya terkait rekonstruksi Gaza. Meskipun mengakui kerusakan yang sangat parah, dengan sekitar 70 persen bangunan di Gaza hancur akibat agresi militer sejak 20 Oktober 2023, ia menegaskan bahwa rekonstruksi tetap memungkinkan. Rajagopal menekankan bahwa sekitar 70 persen wilayah tersebut dapat dibangun kembali dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun. Ini menunjukkan adanya potensi nyata untuk pemulihan, meskipun tantangannya jelas sangat besar.
Estimasi Biaya Rekonstruksi
Rajagopal juga memberikan estimasi biaya yang dibutuhkan untuk proyek rekonstruksi besar-besaran ini. Angka yang disodorkan cukup fantastis: sekitar 60 miliar dolar AS (sekitar Rp978 triliun). Besarnya angka ini menunjukkan kompleksitas dan skala tantangan yang dihadapi dalam upaya membangun kembali Gaza. Pendanaan menjadi kunci keberhasilan proyek ini, dan membutuhkan kerjasama internasional yang kuat dan komitmen jangka panjang dari berbagai negara dan lembaga donor.
Tantangan dan Peluang
Tentu saja, jalan menuju rekonstruksi Gaza tidak akan mudah. Selain tantangan pendanaan, ada berbagai hambatan lain yang perlu diatasi. Aspek perencanaan kota yang komprehensif, memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan, merupakan hal krusial. Keterlibatan aktif masyarakat Gaza dalam proses perencanaan dan pembangunan juga sangat penting untuk memastikan bahwa rekonstruksi ini benar-benar berpihak pada mereka. Keberhasilan rekonstruksi Gaza juga bergantung pada komitmen semua pihak untuk menyelesaikan konflik dan menciptakan lingkungan yang damai dan stabil.
Namun, pernyataan Rajagopal memberikan harapan baru. Ia menunjukkan bahwa rekonstruksi Gaza tanpa penggusuran adalah tujuan yang dapat dicapai. Dengan perencanaan yang matang, pendanaan yang memadai, dan komitmen internasional yang kuat, masa depan Gaza yang lebih baik dapat dibangun. Ini adalah peluang untuk membangun kembali bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga harapan dan masa depan bagi penduduk Gaza.
Kesimpulan
Pernyataan Pelapor Khusus PBB memberikan optimisme di tengah situasi yang sulit di Gaza. Rekonstruksi tanpa penggusuran adalah mungkin, meskipun membutuhkan upaya besar dan komitmen jangka panjang dari komunitas internasional. Proyek ini membutuhkan pendanaan yang signifikan, sekitar US$60 miliar, dan perencanaan yang cermat untuk memastikan keberhasilannya dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi penduduk Gaza.