Retno Marsudi Ajak Perkuat Kerja Sama Air Global, Berpedoman pada Prinsip Bandung
Utusan Khusus PBB untuk Air, Retno Marsudi, menyerukan penguatan kerja sama air global dengan mengacu pada Prinsip Bandung untuk mengatasi krisis air global yang semakin mendesak.

Menteri Luar Negeri Indonesia sekaligus Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Air, Retno Marsudi, menyerukan peningkatan kerja sama global dalam bidang air. Seruan ini disampaikan dalam Simposium Internasional tentang Air dan Bencana untuk Kerja Sama dan Kemitraan di Tokyo, Jepang, pada Rabu, 5 Maret 2024. Retno menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk mengatasi krisis air global yang semakin memburuk, khususnya di negara-negara berkembang.
Dalam pidatonya, Retno Marsudi mengajak seluruh negara untuk mengadopsi Prinsip-prinsip Bandung sebagai pedoman dalam kerja sama air global. Ia menekankan perlunya translasi komitmen menjadi tindakan nyata untuk memastikan akses air bersih bagi seluruh penduduk dunia. Data tahun 2023 menunjukkan rendahnya pasokan air bersih di berbagai kawasan, terutama di Afrika, di mana hanya 15 persen penduduknya yang memiliki akses ke air bersih.
Retno Marsudi juga menyampaikan keprihatinannya atas krisis air global yang mengancam keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan. Ia menekankan perlunya solidaritas global untuk membantu negara-negara yang kekurangan air bersih meningkatkan kapasitas penyediaan air bagi masyarakatnya. Simposium di Tokyo dianggap sebagai langkah penting dalam membangun kerja sama internasional untuk mengatasi masalah air.
Pentingnya Kerja Sama Global dalam Mengatasi Krisis Air
Retno Marsudi mengapresiasi komitmen pemerintah dan pemangku kepentingan dalam menjadikan isu air sebagai agenda politik global yang prioritas. Ia menekankan pentingnya kemitraan dan upaya terpadu untuk memajukan agenda air global, termasuk menindaklanjuti hasil Konferensi Air PBB 2023. Persiapan untuk Konferensi Air PBB 2026 tengah dilakukan untuk mendorong transformasi dalam pengelolaan air.
Menurut Retno, Konferensi Air PBB 2026 diharapkan menjadi momentum penting untuk perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya air global. Prinsip-prinsip Bandung, yang menekankan kerja sama dan solidaritas antarbangsa, dianggap sebagai landasan yang tepat untuk memastikan air berkontribusi pada pembangunan dan perdamaian dunia. Hal ini hanya dapat terwujud melalui kerja sama yang kuat dan komprehensif di antara negara-negara.
Retno Marsudi juga menekankan pentingnya peran berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat sipil, dalam mengatasi krisis air. Kerja sama yang efektif dan terpadu sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Keterlibatan semua pemangku kepentingan akan memperkuat upaya global dalam mencapai akses air bersih dan sanitasi yang layak bagi semua.
Simposium di Tokyo: Sebuah Langkah Maju
Simposium Internasional tentang Air dan Bencana untuk Kerja Sama dan Kemitraan di Tokyo dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kaisar Naruhito. Simposium ini diselenggarakan oleh beberapa lembaga terkemuka, antara lain Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang (MLIT), Panel Pakar dan Pemimpin Tingkat Tinggi tentang Air dan Bencana (HELP), Pusat Pembangunan Regional Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCRD)/UN DESA, dan Institut Pascasarjana Nasional untuk Studi Kebijakan (GRIPS).
Selain Retno Marsudi, simposium ini juga menghadirkan pembicara kunci lainnya, yaitu mantan Presiden Slovenia dan Presiden Club de Madrid, Prof. Danilo Turk, dan mantan Perdana Menteri Bhutan serta anggota Club de Madrid, Jigmi Yoezer Thinley. Kehadiran para tokoh berpengaruh ini menunjukkan komitmen global untuk mengatasi krisis air dan memperkuat kerja sama internasional dalam bidang ini.
Simposium ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan strategi konkret untuk mengatasi krisis air global. Hasil simposium akan menjadi masukan penting bagi upaya global dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait air, khususnya SDG 6 yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi untuk semua.
Secara keseluruhan, simposium ini merupakan langkah penting dalam memperkuat kerja sama internasional untuk mengatasi krisis air global. Komitmen dan kerja sama dari semua negara dan pemangku kepentingan sangat penting untuk memastikan akses air bersih dan sanitasi yang layak bagi semua penduduk dunia, demi pembangunan berkelanjutan dan perdamaian dunia.