Revitalisasi 16 MCK Komunal DKI Jakarta: Langkah Cegah Buang Air Besar Sembarangan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas SDA telah merevitalisasi 16 MCK komunal di Jakarta Pusat, Selatan, dan Barat pada tahun anggaran 2024 untuk mengurangi kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) dan meningkatkan sanitasi lingkungan.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius menangani masalah sanitasi. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta baru saja menyelesaikan revitalisasi 16 fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) komunal pada tahun anggaran 2024. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menekan angka kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) di ibukota.
Upaya Pemprov DKI Atasi BABS
Kepala Bidang Pengelolaan Air Limbah Dinas SDA DKI Jakarta, Robby Dwi Mariansyah, menjelaskan bahwa revitalisasi MCK tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Meskipun detail lokasi belum dipublikasikan, Robby optimis revitalisasi ini akan mengurangi praktik BABS di sekitar lokasi MCK. Ia berharap warga memanfaatkan fasilitas MCK yang telah diperbarui dengan baik dan bertanggung jawab.
Strategi Lebih Luas
Tidak hanya revitalisasi MCK, Pemprov DKI Jakarta juga menggandeng Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat. Robby menekankan, sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan bersama Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kelurahan telah meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya sanitasi, termasuk kaitannya dengan pencegahan stunting.
Selain itu, Dinas SDA DKI Jakarta juga membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) baik skala permukiman maupun perkotaan. Kerja sama dengan Perumda PAL Jaya juga menyediakan subsidi pembangunan tangki septik rumah tangga untuk meningkatkan akses sanitasi di tingkat rumah tangga.
Data BABS di Jakarta
Berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Dinas Kesehatan, beberapa kelurahan dengan angka BABS tertinggi adalah Kelurahan Kapuk (Jakarta Barat), Mangga Dua Selatan (Jakarta Pusat), Penjaringan (Jakarta Utara), Manggarai (Jakarta Selatan), dan Cipinang Besar Utara (Jakarta Timur). Data triwulan III tahun 2024 menunjukkan 1.610 rumah tangga di DKI Jakarta tidak memiliki jamban dan masih melakukan BABS, dengan Jakarta Utara sebagai wilayah dengan angka tertinggi (822 rumah tangga).
Partisipasi Masyarakat
Robby menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya menurunkan angka BABS di Jakarta. Revitalisasi MCK merupakan langkah penting, namun keberhasilannya bergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif warga dalam menjaga kebersihan dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia secara optimal.
Kesimpulan
Revitalisasi MCK komunal merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam meningkatkan sanitasi dan kesehatan lingkungan. Upaya ini dipadukan dengan sosialisasi PHBS dan pembangunan infrastruktur sanitasi, serta membutuhkan dukungan aktif dari seluruh warga Jakarta untuk mencapai sanitasi yang lebih baik.