RI-Australia Perkuat Kerja Sama Kesehatan: Dorong Inovasi Medis dan Penguatan Tenaga Medis
Menteri Kesehatan RI dan Australia sepakati strategi kerja sama kesehatan 2025-2033, fokus pada pengembangan tenaga medis, riset inovatif, dan standardisasi layanan kesehatan untuk tingkatkan sistem kesehatan Indonesia.
Kerja Sama Kesehatan RI-Australia: Menuju Sistem Kesehatan yang Lebih Kuat
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini melakukan kunjungan ke Canberra, Australia. Tujuannya? Memperkuat kerja sama kesehatan antara Indonesia dan Australia, khususnya dalam pengembangan tenaga kesehatan, penelitian inovatif, dan standardisasi layanan kesehatan. Kunjungan ini juga sebagai bentuk apresiasi atas dukungan Australia terhadap transformasi kesehatan di Indonesia. Dalam kunjungan tersebut, Menkes Budi bertemu dengan berbagai pihak penting, termasuk Menteri Kesehatan dan Layanan Lanjut Usia Australia, Mark Buttler, dan Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong. Ia juga berdiskusi dengan Dubes Global Health Australia, Lucas de Toca, serta akademisi dari Flinders University dan Australian National University.
Strategi Kerja Sama Kesehatan 2025-2033
Salah satu poin penting dalam kunjungan tersebut adalah finalisasi strategi kerja sama kesehatan Indonesia-Australia periode 2025-2033. Kedua negara berkomitmen untuk memperkuat ketahanan kesehatan regional, termasuk mendukung ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED) dan transisi Indonesia ke Wilayah Pasifik Barat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO WPRO). Tidak hanya itu, kedua menteri kesehatan juga menekankan pentingnya tindak lanjut nota kesepahaman di bidang kesehatan dengan penyusunan rencana aksi bersama. Hal ini menunjukkan komitmen nyata kedua negara untuk meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan.
Penguatan Tenaga Kesehatan dan Inovasi Medis
Indonesia berupaya meningkatkan kapasitas tenaga kesehatannya dan mempercepat inovasi layanan medis. Australia, dengan ekosistem penelitian dan pendidikan kesehatannya yang maju, menjadi mitra ideal. Kerja sama ini difokuskan pada penguatan pendidikan dan pelatihan tenaga medis Indonesia di Australia, termasuk peluang fellowship bagi dokter spesialis dan transfer pengetahuan bagi perawat. Standardisasi keperawatan juga dibahas untuk meningkatkan daya saing tenaga medis Indonesia di tingkat global. Menariknya, model kerja sama pendidikan perawat Indonesia-Jerman dipertimbangkan untuk diterapkan dengan Australia, mengingat permintaan perawat Indonesia di Australia cukup tinggi.
Selain itu, kunjungan ke Calvary Bruce Private Hospital memberikan wawasan tentang inovasi teknologi kesehatan, seperti bedah robotik dan layanan ortopedi canggih. Kunjungan ke John Curtis School of Medical Research, Australian National University, membahas kerja sama dalam penelitian genomik, imunologi, dan pengembangan vaksin. Semua ini menunjukkan komitmen untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh, berbasis riset, dan didukung teknologi mutakhir.
Dukungan Australia untuk Transformasi Kesehatan Indonesia
Australia telah memberikan kontribusi signifikan bagi penguatan sistem kesehatan Indonesia dalam lima tahun terakhir. Dukungan ini mencakup pendekatan *one-health*, bantuan penanganan COVID-19, dan dukungan terhadap upaya transformasi kesehatan. Ke depannya, Australia akan terus memberikan dukungan melalui alokasi hibah baru untuk program kesehatan (SEHAT) periode 2025-2033. Hibah ini akan difokuskan pada penguatan layanan kesehatan primer, pencegahan stunting, dan respons darurat kesehatan.
Kesimpulan
Kerja sama kesehatan Indonesia-Australia menunjukkan komitmen kuat kedua negara untuk meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia. Fokus pada pengembangan tenaga medis, riset inovatif, dan standardisasi layanan kesehatan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Dukungan berkelanjutan dari Australia, melalui berbagai program dan alokasi hibah, akan semakin memperkuat sistem kesehatan Indonesia dan mewujudkan visi Indonesia yang sehat.
