RI dan AS Jalin Kerja Sama Tingkatkan Gizi Anak Lewat Produk Susu
BPOM menjalin kerja sama dengan Wisconsin DATCP dan USDEC untuk meningkatkan gizi anak Indonesia melalui program makanan bergizi (MBG), salah satunya dengan memanfaatkan produk susu.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia baru-baru ini menjalin kerja sama strategis dengan Departemen Agrikultur, Perdagangan, dan Pelindungan Konsumen Wisconsin (Wisconsin DATCP), Amerika Serikat, serta US Dairy Export Council (USDEC). Kerja sama ini difokuskan pada peningkatan gizi anak Indonesia melalui program Makanan Bergizi (MBG) dengan memanfaatkan produk olahan susu.
Kolaborasi ini diinisiasi untuk mendukung pencapaian target gizi nasional. Wisconsin DATCP, sebagai lembaga pemerintah AS yang fokus pada pengembangan industri pertanian dan perlindungan konsumen, akan berbagi pengetahuan dan pengalamannya. USDEC, organisasi nirlaba yang mempromosikan produk susu AS, juga turut berperan aktif dalam kerja sama ini. Kerja sama ini diumumkan di Jakarta pada tanggal 13 Maret.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan dukungan penuh terhadap program MBG yang bertujuan untuk memberikan makanan bergizi dan sehat kepada anak-anak usia sekolah, balita, ibu hamil, dan menyusui. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pelaku usaha di bidang pangan, untuk mencapai keberhasilan program ini. "Tidak menutup kemungkinan BPOM juga bisa berkolaborasi dengan Wisconsin DATCP," ujar Taruna.
Pentingnya Susu dalam Menu MBG dan Informasi Nilai Gizi
Meskipun susu merupakan komponen penting dalam Pedoman Umum Sistem dan Tata Kelola Program MBG, Taruna menjelaskan bahwa pemberian susu bukanlah kewajiban. Namun, ia menekankan pentingnya pencantuman Informasi Nilai Gizi pada kemasan susu sesuai Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun 2021. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih memahami kandungan gizi produk susu yang dikonsumsi dan mendukung upaya peningkatan pola makan sehat.
Potensi kolaborasi antara BPOM, Wisconsin DATCP, dan USDEC mencakup peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konsumsi produk susu sebagai bagian dari pola makan seimbang dan bergizi. Namun, kerja sama ini tidak terbatas pada susu dan produk olahannya saja, melainkan juga mencakup saran dan masukan lain yang relevan untuk kesehatan anak-anak, mengingat pengalaman Amerika Serikat dalam hal ini.
Kepala BPOM juga menambahkan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan anak-anak Indonesia dan membantu pemerintah mencapai target gizi nasional. Dengan kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta solusi inovatif dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah gizi di Indonesia.
Dukungan dari Wisconsin DATCP
Randy Romanski, Sekretaris Wisconsin DATCP, menyatakan kesiapan pihaknya untuk menjalin perjanjian bilateral dengan Indonesia guna meningkatkan program MBG. Ia menyoroti keunggulan Wisconsin sebagai negara bagian dengan jumlah peternakan sapi perah terbanyak di AS. "Wisconsin memiliki lebih banyak peternakan sapi perah dibanding negara bagian lain," kata Randy.
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan akses bagi Indonesia terhadap teknologi dan pengetahuan terkini dalam industri susu, serta meningkatkan kualitas produk susu yang tersedia di pasaran. Selain itu, kolaborasi ini juga dapat membuka peluang bagi peningkatan ekspor produk susu dari Wisconsin ke Indonesia.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan program MBG di Indonesia dapat berjalan lebih efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan gizi anak-anak Indonesia. Kolaborasi antara Indonesia dan Amerika Serikat ini menandai komitmen bersama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam hal kesehatan dan kesejahteraan anak.
Ke depannya, kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai program dan kegiatan yang lebih konkrit dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap produk susu bergizi dan edukasi gizi yang tepat. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan status gizi anak-anak Indonesia dan mendukung pembangunan sumber daya manusia yang lebih sehat dan berkualitas.