RI dan Malaysia Perkuat Kerja Sama Sektor Sawit
Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerja sama di sektor kelapa sawit, menyusul kemenangan atas gugatan Uni Eropa di WTO terkait biofuel sawit.
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan peningkatan kerja sama Indonesia-Malaysia di sektor kelapa sawit saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Senin (27/1). Kesepakatan ini sangat penting mengingat kedua negara menguasai sekitar 80 persen produksi minyak sawit global.
Pentingnya Kerja Sama Sawit
Prabowo menekankan pentingnya kelapa sawit sebagai komoditas utama yang permintaannya tinggi dari negara-negara seperti Mesir, India, dan Pakistan. Dukungan Malaysia dalam melawan kampanye negatif dan diskriminasi terhadap sawit di tingkat global sangat diapresiasi. Presiden menyatakan optimisme atas potensi kerja sama yang lebih besar antara kedua negara di masa mendatang.
Kemenangan di WTO
Kerja sama ini semakin strategis setelah Indonesia dan Malaysia memenangkan gugatan terhadap Uni Eropa (EU) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). WTO memutuskan bahwa regulasi biofuel EU mendiskriminasi biofuel berbasis sawit Indonesia, memberikan perlakuan yang tidak adil dan merugikan.
Kasus ini bermula pada 2019 ketika EU mengecualikan minyak sawit dari klasifikasi biofuel karena kaitannya dengan deforestasi, dengan rencana penghentian penggunaan dalam bahan bakar transportasi antara 2023 dan 2030. Panel WTO menyatakan beberapa elemen kebijakan EU bertentangan dengan aturan WTO.
Menanggapi keputusan WTO, Menko Airlangga Hartarto menegaskan bahwa dunia kini harus mengakui biodiesel tidak hanya berasal dari biji bunga matahari atau kedelai, tetapi juga dari minyak sawit mentah.
Langkah ke Depan
Kemenangan di WTO dan peningkatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Malaysia menandai babak baru dalam industri kelapa sawit. Dengan bersatu, kedua negara dapat menghadapi tantangan global dan memastikan posisi kelapa sawit tetap kuat di pasar internasional. Kerja sama ini diharapkan mampu mendorong inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan industri kelapa sawit.