Ribuan Kunjungi Vihara Dharma Sasana di Tanjungpinang saat Imlek
Ribuan orang memadati Vihara Dharma Sasana, vihara berusia 300 tahun di Tanjungpinang, Kepri, selama perayaan Imlek 2576, untuk beribadah dan merayakan tahun baru.

Vihara Dharma Sasana di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, dibanjiri ribuan pengunjung saat perayaan Imlek 2576 tahun 2025, tepatnya pada tanggal 29 Januari. Vihara berusia sekitar 300 tahun ini terletak di pesisir Kelurahan Senggarang dan mudah diakses baik melalui jalur darat maupun laut.
Mengapa begitu ramai? Imlek dirayakan selama tiga hari, dan Vihara Dharma Sasana menjadi salah satu tujuan utama bagi warga Tionghoa di Tanjungpinang untuk melaksanakan ibadah. Petrus, seorang petugas jaga vihara, menyatakan bahwa pada hari pertama saja, kurang lebih 1.000 orang mengunjungi vihara tersebut. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga hari terakhir perayaan.
Siapa saja yang datang? Mayoritas pengunjung adalah warga Tionghoa, namun vihara ini terbuka untuk umum. Petrus menegaskan bahwa siapa pun, termasuk mereka yang bukan keturunan Tionghoa, diperbolehkan mengunjungi vihara, baik saat perayaan Imlek maupun hari biasa. Banyak yang datang sekadar untuk wisata dan menikmati suasana.
Bagaimana kegiatan di vihara? Pengunjung bebas masuk tanpa dipungut biaya, namun diimbau untuk menjaga kebersihan dan ketertiban. Pihak vihara menyediakan dupa untuk sembahyang, dan pengunjung dapat memberikan sumbangan sukarela untuk operasional vihara. Kehadiran pedagang kaki lima (PKL) di sekitar vihara juga menambah semarak suasana perayaan.
Sejarah Vihara Dharma Sasana: Menurut Dedi Arman, Peneliti Pusat Riset Kewilayahan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Vihara Dharma Sasana merupakan vihara tertua di Tanjungpinang. Dibangun sekitar abad ke-18, semasa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Riau II, vihara ini memadukan arsitektur kolonial dan ragam hias Tiongkok. Keberadaannya menjadi bukti sejarah keberadaan warga Tionghoa di Tanjungpinang sejak zaman Kerajaan Riau.
Kompleks Vihara: Kompleks vihara terdiri dari empat bangunan utama. Tiga bangunan tertua, menghadap laut, berfungsi sebagai kelenteng yang didedikasikan untuk dewa-dewa Tiongkok seperti Dewa Phe Kong, Ma Chou, Lou Wei Sheng, dan To Po Kong. Bangunan keempat, yang lebih baru, diperuntukkan bagi Sang Buddha Amitabha.
Kesimpulannya, perayaan Imlek di Vihara Dharma Sasana tahun ini menunjukkan keramaian dan pentingnya vihara ini bagi masyarakat Tanjungpinang, baik sebagai tempat ibadah maupun situs sejarah yang kaya akan nilai budaya.