Ribuan Umat Buddha Makassar Ikuti Ritual Pindapata Waisak 2569
Ribuan umat Buddha di Makassar merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE dengan mengikuti ritual Pindapata, menunjukkan semangat berbagi dan cinta kasih.

Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE diperingati dengan khidmat oleh umat Buddha di Makassar. Pada Senin, 12 Mei 2025, ribuan umat mengikuti ritual Pindapata di Jalan Sulawesi, Kecamatan Wajo. Ritual ini melibatkan 15 biksu dari India, Sri Lanka, dan Thailand, yang menerima sedekah dari umat Buddha sebagai simbol berbagi dan cinta kasih. Kegiatan ini juga bertujuan mengajarkan nilai-nilai kebajikan kepada anak-anak sejak dini.
Prosesi Pindapata, yang merupakan bagian penting dari perayaan Waisak, diawali dengan umat Buddha yang telah berkumpul dan berbaris rapi sejak pagi. Mereka membawa berbagai persembahan, mulai dari makanan dan minuman hingga kebutuhan pokok sehari-hari, untuk diberikan kepada para biksu. Tempat sedekah yang dibawa para biksu pun terisi penuh, menunjukkan antusiasme dan keikhlasan umat dalam bersedekah.
Ketua Panitia penyelenggara Pindapata, Roy Ruslim, menjelaskan bahwa tradisi ini telah berlangsung lama di Makassar sebagai wujud kesempatan bagi umat untuk berbuat baik dan bersedekah kepada komunitas biksu (Sangga). Ritual ini tidak hanya diikuti oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak yang didampingi orang tua mereka, mengajarkan nilai-nilai kebajikan sejak usia dini. Pemberian derma kepada biksu juga merupakan wujud syukur atas pencapaian hidup dan penghormatan kepada Sangha.
Ritual Pindapata: Simbol Semangat Berbagi
Ritual Pindapata merupakan tradisi penting dalam ajaran Buddha. Para bhikkhu berjalan kaki menerima sedekah berupa makanan, uang, dan kebutuhan pokok dari umat. Tahun ini, prosesi berlangsung dengan tertib, khidmat, dan penuh rasa hormat. Kehadiran biksu dari berbagai negara menambah semarak perayaan Waisak di Makassar.
Umat Buddha tampak antusias dalam mempersiapkan persembahan mereka. Tidak hanya makanan dan minuman, tetapi juga kebutuhan sehari-hari disiapkan dengan penuh ketulusan untuk diberikan kepada para biksu. Hal ini mencerminkan semangat berbagi dan cinta kasih yang menjadi inti dari perayaan Waisak.
Anak-anak juga turut berpartisipasi aktif dalam ritual ini, didampingi orang tua mereka. Hal ini menunjukkan upaya untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan sejak dini, sekaligus mengajarkan pentingnya berbagi dan kepedulian kepada sesama.
'Mereka sengaja diajak orang tuanya agar belajar dan meneladani nilai-nilai kebajikan sejak dini. Bagi Umat Budha, memberikan derma ke biksu menjadi wujud syukur atas pencapaian hidup, serta penghormatan kepada Sangha di perayaan Waisak,' jelas Roy Ruslim.
Pengamanan Ketat dan Kelancaran Prosesi
Prosesi Pindapata berjalan lancar berkat pengamanan ketat dari aparat kepolisian di sepanjang rute Jalan Sulawesi. Setelah Pindapata, perayaan Tri Suci Waisak dilanjutkan dengan Puja Bhakti di Vihara Girinaga, Makassar.
Sebelum puncak perayaan Waisak, umat Buddha juga telah melaksanakan prosesi malam seribu pelita dengan mengelilingi pohon bodhi suci sebanyak tiga kali. Kegiatan ini dilakukan pada Minggu malam (11/5) sebagai bentuk penghormatan dan dilanjutkan dengan persembahyangan bersama umat dan para biksu Sangha.
Ratusan umat mengikuti persembahyangan puja bakti tersebut dengan khidmat. 'Satu penghormatan dan juga saat melakukan Paradaksina, Umat Budha berdoa. Dan semoga dengan Aditana, kebajikan yang mereka lakukan di Hari Suci Waisak di waktu-waktu lainnya akan seperti cahaya yang menerangi kehidupannya,' ungkap Roy Ruslim.
Perayaan Waisak tahun ini tidak hanya menjadi momen spiritual bagi umat Buddha, tetapi juga mempererat semangat persaudaraan, toleransi, dan cinta kasih di tengah masyarakat Makassar.
Nilai-nilai Kebajikan dan Toleransi
Perayaan Waisak di Makassar tahun ini menunjukkan semangat persatuan dan toleransi antarumat beragama. Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan kepada generasi muda. Dengan partisipasi aktif anak-anak dalam ritual Pindapata, diharapkan nilai-nilai luhur ajaran Buddha dapat terwariskan dengan baik.
Selain itu, pengamanan yang ketat dari aparat kepolisian memastikan kelancaran dan keamanan prosesi Pindapata. Kerjasama antara umat Buddha dan pihak berwenang menunjukkan komitmen untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama perayaan berlangsung.
Secara keseluruhan, perayaan Waisak 2569 BE di Makassar menjadi contoh nyata bagaimana perayaan keagamaan dapat menjadi momen untuk memperkuat persaudaraan, menanamkan nilai-nilai positif, dan mempererat toleransi antarumat beragama.