Ribuan Warga Saksikan Larung Sembonyo di Trenggalek: Tradisi Syukur Nelayan yang Memukau
Ribuan warga Trenggalek dan wisatawan menyaksikan upacara adat Larung Sembonyo di Prigi, sebuah tradisi nelayan yang kaya makna dan sejarah, penuh dengan arak-arakan budaya dan persembahan laut.

Trenggalek, Jawa Timur, 18 Mei 2024 - Suasana meriah dan khidmat menyelimuti Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Ribuan warga Trenggalek dan wisatawan tumpah ruah menyaksikan upacara adat tahunan Larung Sembonyo, sebuah tradisi Labuh Laut yang sarat makna bagi para nelayan setempat. Upacara yang diawali dengan kirab tumpeng manten dan tumpeng agung dari Kantor Kecamatan Watulimo menuju PPN Prigi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Kirab yang berlangsung sepanjang kurang lebih tiga kilometer ini diramaikan oleh berbagai kesenian tradisional, seperti jaranan dan marching band, serta kesenian rakyat lainnya. Antusiasme warga terlihat jelas sepanjang rute arak-arakan, menyambut iring-iringan yang penuh warna dan budaya. Puncak acara berlangsung di tengah laut, saat tumpeng manten dan tumpeng agung dilarung sebagai simbol rasa syukur dan doa keselamatan bagi para nelayan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek, Sunyoto, menjelaskan bahwa Labuh Laut atau Larung Sembonyo merupakan wujud syukur para nelayan atas hasil tangkapan yang melimpah selama ini. "Labuh laut ini adalah wujud syukur nelayan atas karunia tangkapan selama ini, sekaligus permohonan agar panen ikan tahun depan lebih melimpah," katanya. Beliau juga mengapresiasi semangat gotong royong masyarakat nelayan Teluk Prigi yang tetap melestarikan tradisi ini meskipun dengan keterbatasan dukungan anggaran pemerintah. "Tahun ini lebih mandiri. Dukungan dari pemerintah memang tidak sebesar sebelumnya, tetapi berkat semangat warga, upacara tetap terlaksana dengan meriah," ujar Sunyoto.
Melepas Tumpeng di Tengah Laut: Simbol Syukur dan Harapan
Prosesi Larung Sembonyo berlangsung khidmat meskipun cuaca sempat mendung. Ribuan pasang mata menyaksikan momen sakral saat tumpeng dilarung ke laut. Tradisi ini bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga menjadi perekat kebersamaan dan pelestarian budaya bagi masyarakat Trenggalek. Semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh para nelayan dalam mempersiapkan dan melaksanakan upacara ini patut diapresiasi.
Selain prosesi larung tumpeng, berbagai atraksi kesenian tradisional juga turut memeriahkan acara. Kesenian seperti wayang kulit, tayub, dan pertunjukan tiban menambah semarak acara dan menghibur masyarakat yang hadir. Kehadiran berbagai kesenian tradisional ini menunjukkan kekayaan budaya lokal yang masih terjaga dan dilestarikan hingga saat ini.
Di tengah kemeriahan acara, pihak kepolisian juga melakukan penertiban untuk menjaga ketertiban umum. Kapolsek Watulimo, AKP Sunarto, menjelaskan bahwa penertiban tersebut dilakukan untuk menghindari potensi gesekan antarpendukung perguruan silat. Hal ini menunjukkan komitmen pihak keamanan dalam menjaga kelancaran dan keamanan acara.
Sejarah Sembonyo: Pernikahan Raden Tumenggung dan Legenda Laut
Budayawan Watulimo, Suparlan, menjelaskan bahwa tradisi Sembonyo memiliki akar sejarah yang panjang dan menarik. Tradisi ini diyakini bermula dari kisah Raden Tumenggung Yudho Negoro yang membuka wilayah Prigi dan menikahi Putri Gambar Inten, seorang putri dari wilayah Tengahan. "Pernikahan itu berlangsung pada hari Senin Kliwon dan sejak saat itu diperingati setiap tahun dengan labuh laut. Hiburan tayub dan jaranan pun menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah itu," tuturnya.
Lebih lanjut, Suparlan menambahkan bahwa Larung Sembonyo juga mencerminkan filosofi harmoni antara manusia dengan alam. Tradisi ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan penjaga laut. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini patut untuk dijaga dan dilestarikan agar tetap hidup dari generasi ke generasi.
Upacara Larung Sembonyo di Prigi Trenggalek tidak hanya menjadi sebuah tradisi tahunan, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang mampu menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Keindahan alam Prigi yang dipadukan dengan kearifan lokal dalam bentuk upacara adat ini menjadi paket wisata yang unik dan menarik.
Melalui upacara ini, masyarakat Trenggalek menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan melestarikan budaya leluhur. Semoga tradisi Larung Sembonyo tetap terjaga dan lestari hingga masa mendatang, menjadi warisan budaya yang membanggakan bagi generasi penerus.