Rp2 Triliun untuk Riset Perguruan Tinggi: Indonesia Bidik Kemandirian Industri
Pemerintah mengalokasikan Rp2 triliun untuk riset di perguruan tinggi, bertujuan mendorong inovasi dan kemandirian industri nasional, serta meningkatkan kualitas dosen dan akses pendidikan.

Jakarta, 13 Maret 2024 - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, mengumumkan komitmen pemerintah untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat riset dan inovasi guna membangun kemandirian industri nasional. Pengumuman ini disampaikan dalam pertemuan penting yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan ratusan rektor dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta.
Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp2 triliun untuk mendanai riset di perguruan tinggi. Sumber dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan kerja sama dengan industri. Langkah ini diharapkan mampu mendorong inovasi dan pengembangan teknologi di Indonesia.
"Ini bukan sekadar pertemuan seremonial, tetapi tonggak penting dalam upaya bersama menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat inovasi dan pencetak SDM unggul. Kita ingin Indonesia sejajar dengan negara maju dan keluar dari jebakan pendapatan menengah," tegas Mendiktisaintek Brian Yuliarto.
Peningkatan Kualitas Dosen dan Akses Pendidikan
Selain alokasi dana riset, pemerintah juga berfokus pada peningkatan kualitas dosen. Saat ini, Indonesia memiliki 4.416 perguruan tinggi dengan total 303.067 dosen. Namun, berdasarkan data terbaru, hanya 25 persen dosen yang telah menyelesaikan pendidikan S3. Oleh karena itu, pemerintah memprioritaskan peningkatan jumlah lulusan doktor sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Pemerintah juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan dosen dengan mengalokasikan gaji dan tunjangan senilai Rp18,7 triliun untuk lebih dari 303.000 dosen. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik profesi dosen dan menarik lebih banyak talenta berkualitas.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan akses pendidikan tinggi. Sebesar Rp15,43 triliun telah dialokasikan untuk beasiswa bagi lebih dari 1 juta mahasiswa. Program ini bertujuan untuk memastikan pendidikan tinggi dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang ekonomi.
Program Sekolah Garuda dan Pengembangan SDM Unggul
Pemerintah juga meluncurkan program Sekolah Garuda, yang tahun ini akan hadir di empat lokasi. Program ini dirancang sebagai pusat pengembangan bakat terbaik bangsa, bertujuan mencetak generasi unggul yang mampu bersaing di tingkat global. Sekolah Garuda diharapkan dapat melahirkan para pemimpin dan inovator masa depan Indonesia.
Dengan jumlah mahasiswa aktif mencapai 9,967 juta, program ini diharapkan mampu mengoptimalkan potensi sumber daya manusia Indonesia. Kurikulum dan fasilitas yang disediakan di Sekolah Garuda akan difokuskan untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan inovasi.
Program ini juga akan memberikan kesempatan bagi siswa berprestasi dari berbagai daerah untuk mengakses pendidikan berkualitas tinggi. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pendidikan di Indonesia.
Perguruan Tinggi sebagai Motor Penggerak Inovasi
Dengan berbagai langkah strategis yang telah dan akan dilakukan, pemerintah optimistis bahwa perguruan tinggi di Indonesia dapat menjadi motor penggerak riset dan inovasi. Perguruan tinggi diharapkan mampu menjadi penopang kemajuan industri nasional dan berkontribusi pada peningkatan daya saing Indonesia di kancah internasional.
“Mari kita bersama-sama menyambut era gemilang Indonesia dan menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat keunggulan nasional,” pungkas Mendiktisaintek Brian Yuliarto.