RSIS Ahmad Yani Berusia 50 Tahun: Jadi Role Model Rumah Sakit NU
Rais Aam PBNU berharap RSIS Ahmad Yani menjadi contoh bagi rumah sakit NU lainnya, karena telah bertahan selama 50 tahun dan berkembang pesat di bidang pendidikan dan kesehatan.

Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) Ahmad Yani baru-baru ini merayakan hari lahirnya yang ke-50. Peringatan ini menjadi momen penting, terlebih dengan harapan besar dari Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, agar RSIS Ahmad Yani menjadi contoh bagi rumah sakit-rumah sakit di lingkungan NU. Perayaan tersebut berlangsung di Surabaya pada Minggu, 27 April, dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk perwakilan pendiri dan direksi RSIS Ahmad Yani.
KH Miftachul Akhyar dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kiprah RSIS Ahmad Yani selama setengah abad. Beliau menekankan pentingnya peran rumah sakit dalam konteks kesehatan sebagai bagian integral dari ajaran Islam. Keberhasilan RSIS Ahmad Yani dalam memberikan pelayanan kesehatan yang prima selama 50 tahun menjadikannya teladan yang patut ditiru oleh rumah sakit-rumah sakit NU lainnya.
Keberadaan RSIS Ahmad Yani selama 50 tahun ini dinilai sebagai bukti nyata komitmen dalam memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang sangat memperhatikan kesehatan, sebagaimana yang ditekankan oleh KH Miftachul Akhyar. Dengan menjadi role model, diharapkan RSIS Ahmad Yani dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di lingkungan NU dan menjadi rujukan utama umat Islam.
RSIS Ahmad Yani: Role Model Pelayanan Kesehatan Prima
KH Miftachul Akhyar berharap RSIS Ahmad Yani dapat menjadi contoh bagi rumah sakit-rumah sakit lain di lingkungan NU dalam memberikan pelayanan kesehatan yang prima. Beliau menekankan pentingnya kesehatan sebagai bagian dari risalah Islam, mengingat ajaran Islam yang sangat memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani. Rumah sakit, menurut beliau, juga berperan sebagai jalur dakwah dalam menyebarkan kebaikan dan menolak kerusakan.
Lebih lanjut, Rais Aam PBNU ini menyinggung tentang filosofi pengobatan dalam Islam yang lebih maju dibandingkan peradaban lain seperti Babilonia, Tiongkok, dan Yunani. Hal ini menjadi dasar penting bagi RSIS Ahmad Yani untuk terus berkembang dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Harapannya, RSIS Ahmad Yani dapat terus beroperasi hingga lebih dari satu abad.
Ketua Umum Yarsis, Prof. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA, juga turut menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan RSIS Ahmad Yani dalam bertahan dan berkembang selama 50 tahun. Ia mencatat perkembangan RSIS Ahmad Yani yang tidak hanya fokus pada pelayanan kesehatan, tetapi juga pengembangan pendidikan melalui Universitas NU Surabaya (Unusa), khususnya Fakultas Kedokteran dan Kesehatan.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran berbagai pihak, mulai dari para pendiri hingga direksi yang telah memimpin RSIS Ahmad Yani selama kurun waktu tersebut. Prof. Nuh juga berharap RSIS Ahmad Yani dapat terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya, termasuk dengan memanfaatkan teknologi terkini seperti kecerdasan buatan (AI) di bidang kesehatan.
Inovasi dan Pengembangan RSIS Ahmad Yani
Seiring dengan perkembangan zaman, RSIS Ahmad Yani diharapkan mampu beradaptasi dan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan. Perkembangan teknologi, khususnya di bidang kesehatan, menjadi hal penting yang perlu diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan RSIS Ahmad Yani. Hal ini sejalan dengan harapan Prof. Nuh agar RSIS Ahmad Yani tidak hanya berkembang dalam infrastruktur dan peralatan, tetapi juga dalam hal sumber daya manusia yang mumpuni.
Peringatan Harlah ke-50 RSIS Ahmad Yani juga diwarnai dengan peluncuran buku "50 Tahun RSI Surabaya A. Yani - Menyempurnakan Khidmat Untuk Umat" dan "Katalog Layanan Kesehatan RSIS A Yani 2025". Peluncuran buku ini menjadi bukti nyata dari perjalanan panjang RSIS Ahmad Yani dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Acara ini juga ditandai dengan tabuhan beduk oleh Prof. Nuh dan Direktur Utama RSIS A Yani, dr. Dodo Anondo MPH FISQua.
Dengan menjadi role model bagi rumah sakit NU lainnya, RSIS Ahmad Yani diharapkan dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Komitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia akan menjadi kunci keberhasilan RSIS Ahmad Yani dalam mencapai tujuan tersebut. Semoga RSIS Ahmad Yani dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat di masa mendatang.
Perkembangan RSIS Ahmad Yani juga mencakup perluasan layanan, seperti pengembangan RSI Surabaya Jemursari dan RSI Ki Ageng Pinatih Gresik. Hal ini menunjukkan komitmen RSIS Ahmad Yani untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas dan memberikan akses kesehatan yang lebih merata.