Rupiah Menguat: Tarif AS Mereda, Asia Bergairah
Pelemahan kekhawatiran atas kebijakan tarif AS membuat rupiah menguat signifikan, mengikuti tren positif mata uang regional Asia lainnya, meskipun aturan baru DHE SDA dari BI berpotensi mempengaruhi pasar.

Rupiah menguat signifikan hari ini, Rabu, seiring meredanya kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat (AS). Penguatan ini sejalan dengan tren positif mayoritas mata uang regional Asia lainnya. Kenaikan nilai tukar rupiah ini menjadi sorotan utama di pasar keuangan domestik.
Menurut analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, pelemahan kekhawatiran atas kebijakan tarif AS menjadi pendorong utama penguatan rupiah. Ia memprediksi rupiah akan diperdagangkan di kisaran Rp16.300-Rp16.350 per dolar AS. "Rupiah hari ini diperkirakan diperdagangkan menguat di kisaran Rp16.300-Rp16.350 dipengaruhi penguatan mayoritas mata uang regional Asia setelah kekhawatiran mengenai tarif mereda," ujar Rully kepada ANTARA.
Pada pembukaan perdagangan, rupiah berhasil menguat 33 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.310 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.343. Tren positif ini juga terlihat di mata uang regional lainnya, seperti bath Thailand (0,48 persen), ringgit Malaysia (0,36 persen), dan won Korea Selatan (0,31 persen).
Selain sentimen global yang positif, indeks dolar AS juga melemah menjadi 108,06, sementara obligasi AS turun ke 4,58 persen. Kondisi ini menciptakan iklim yang kondusif bagi penguatan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Di sisi domestik, Bank Indonesia (BI) akan segera mengeluarkan aturan baru terkait devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA). Aturan ini mewajibkan eksportir menempatkan 100 persen DHE SDA di Indonesia minimal selama satu tahun.
Meskipun demikian, Rully menilai dampak aturan DHE SDA terhadap volatilitas rupiah tidak akan signifikan. Ia menekankan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah lebih dipengaruhi oleh dinamika global. "Pengaruh aturan DHE SDA tidak akan besar mengingat volatilitas rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh global," jelasnya.
Kesimpulannya, penguatan rupiah hari ini didorong terutama oleh meredanya kekhawatiran terhadap kebijakan tarif AS. Meskipun ada faktor domestik seperti aturan baru DHE SDA, pengaruhnya terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah diperkirakan relatif kecil dibandingkan faktor global. Perkembangan ini patut dipantau untuk melihat keberlanjutan tren positif rupiah ke depannya.