Rupiah Menguat! Optimisme Redanya Tensi Perdagangan Global Picu Penguatan Kurs
Nilai tukar rupiah menguat signifikan seiring meredanya tensi perdagangan global dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, membuat kurs rupiah diperkirakan akan terus menguat.

Jakarta, 30 April 2024 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menunjukkan penguatan yang signifikan, mencapai 158 poin atau 0,94 persen menjadi Rp16.603 per USD. Penguatan ini didorong oleh optimisme global terkait meredanya tensi perdagangan internasional, khususnya setelah keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Keputusan tersebut berupa penandatanganan executive order yang memberikan pengecualian tarif impor pada sektor otomotif AS. Hal ini memberikan angin segar bagi produsen mobil yang sebelumnya terbebani tarif tambahan atas baja dan aluminium. Langkah ini juga berpotensi mengurangi tarif atas suku cadang luar negeri yang digunakan untuk merakit mobil di AS, yang awalnya diperkirakan mencapai 25 persen.
Penguatan rupiah ini sejalan dengan tren apresiasi mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS. Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menyatakan bahwa optimisme terkait meredanya tensi perdagangan global menjadi pendorong utama penguatan rupiah. Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar mata uang Asia turut menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini.
Analisis Penguatan Rupiah dan Prospek ke Depan
Penguatan rupiah tidak hanya terjadi pada perdagangan hari ini. Josua Pardede memprediksi penguatan berpotensi berlanjut pada Jumat, 2 Mei 2024, setelah libur Hari Buruh. Hal ini didasarkan pada ekspektasi melemahnya data ketenagakerjaan dan Produk Domestik Bruto (PDB) di AS. Data ekonomi AS yang kurang menggembirakan tersebut berpotensi meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Penurunan suku bunga The Fed akan meningkatkan sentimen risk-on, yang pada gilirannya akan mendorong investor untuk berinvestasi di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini diperkirakan akan semakin menguatkan nilai tukar rupiah.
Josua memproyeksikan pergerakan rupiah pada kisaran Rp16.525-Rp16.650 per dolar AS pada hari Jumat mendatang. Hal ini menunjukkan optimisme terhadap kekuatan rupiah di masa mendatang.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menunjukkan penguatan, mencapai Rp16.679 per dolar AS pada Rabu sore, meningkat dari posisi sebelumnya di Rp16.787 per dolar AS.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguatan Rupiah
- Meredanya Tensi Perdagangan Global: Keputusan AS untuk memberikan pengecualian tarif impor pada sektor otomotif mengurangi ketidakpastian di pasar global.
- Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed: Data ekonomi AS yang diperkirakan melemah meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga, yang akan mendorong aliran modal asing ke negara berkembang.
- Penguatan Mata Uang Asia: Penguatan rupiah sejalan dengan tren apresiasi mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS.
Penguatan rupiah ini memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam mengurangi beban impor dan meningkatkan daya saing produk ekspor. Namun, perlu diwaspadai faktor-faktor eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah di masa mendatang.