Satgas Percepatan Investasi: Solusi Pembangunan di Sulsel, Termasuk Bendungan Jenelata?
Pembentukan Satgas Percepatan Investasi oleh Kejati Sulsel mendapat apresiasi Gubernur Sulsel dan diharapkan mampu mengatasi hambatan investasi, khususnya proyek Bendungan Jenelata di Gowa.

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menyambut baik pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan. Rakor yang digelar Senin (6/5) di Makassar membahas percepatan pembangunan di Sulsel, khususnya mengatasi kendala investasi yang menghambat proyek-proyek strategis. Inisiatif ini dinilai mampu memberikan solusi bagi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat Sulawesi Selatan.
Andi Sudirman mengungkapkan dukungan penuhnya terhadap Satgas ini, menekankan pentingnya penyelesaian masalah investasi melalui diskusi bersama. "Kami menyambut baik inisiatif ini. Satgas yang dibentuk Kajati sangat berguna bagi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Semua persoalan investasi memang harus diselesaikan dengan duduk bersama," ungkap Gubernur Sulsel.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Agus Salim, menjelaskan bahwa rendahnya realisasi investasi di Sulsel menjadi latar belakang pembentukan Satgas ini. Dengan tagline 'One Stop Solution', Satgas bertujuan memberikan kepastian hukum dan mempercepat proses perizinan yang seringkali menjadi penghambat investasi. Agus Salim berharap Satgas ini dapat memberikan solusi konkret dan mendapat dukungan penuh dari dunia usaha.
Percepatan Pembangunan Infrastruktur: Fokus pada Bendungan Jenelata
Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin, turut menyampaikan apresiasinya terhadap Satgas Percepatan Investasi. Ia menilai Satgas ini sangat efektif dalam mengawal pembangunan dan mengatasi hambatan investasi, terutama untuk proyek strategis seperti Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa.
Darmawangsyah menjelaskan progres pembangunan Bendungan Jenelata, mengungkapkan bahwa hingga saat ini 22 persen dari total bidang tanah telah dibayarkan, sementara total lahan yang perlu dibebaskan mencapai 90 persen. Ia menyampaikan terima kasih atas bantuan Satgas dalam mempercepat proses pembangunan bendungan tersebut. "Terkait Bendungan Jenelata, saat ini sudah dibayarkan 22 persen dari total bidang tanah, sementara total luas lahan yang harus dibebaskan mencapai 90 persen. Kami berterima kasih kepada Kajati Sulsel beserta jajarannya. Satgas ini benar-benar membantu kami di Pemkab Gowa untuk mempercepat proses pembangunan," ungkapnya.
Bendungan Jenelata, dengan tipe Concrete Face Rockfill Dam (CFRD) setinggi 62,8 meter, akan memiliki tampungan air sebesar 223,6 juta meter kubik. Proyek ini tak hanya mendukung ketahanan air dan irigasi, tetapi juga berfungsi mereduksi banjir dari 1.800 meter kubik per detik menjadi 686 meter kubik per detik pada periode ulang 50 tahun.
Beberapa kendala masih dihadapi dalam proyek ini, termasuk perizinan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), izin kehutanan, serta persoalan lahan dengan PTPN dan aset Pemkab Gowa. Pemkab Gowa berkomitmen untuk menyelesaikan kendala tersebut dengan segera, termasuk melakukan kajian dan menyurati Kementerian Pertanian terkait izin LP2B serta fokus pada pembayaran lahan kepada masyarakat.
Koordinasi dan Harapan Ke Depan
Wakil Bupati Gowa berharap koordinasi antara Pemkab Gowa, Satgas Percepatan Investasi, dan BBWS Pompengan Jeneberang terus ditingkatkan. Ia juga meminta Gubernur Sulsel untuk mendorong percepatan izin di tingkat kementerian. "Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk Satgas Percepatan Investasi, pembangunan Bendungan Jenelata diharapkan dapat segera rampung dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Gowa," harapnya.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Sekda Provinsi Sulsel Jufri Rahman, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Suryadarma, serta beberapa Pimpinan SKPD dan Camat Lingkup Pemkab Gowa. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan di Sulawesi Selatan.
Dengan adanya Satgas Percepatan Investasi, diharapkan akan tercipta iklim investasi yang lebih kondusif di Sulawesi Selatan, sehingga pembangunan infrastruktur strategis seperti Bendungan Jenelata dapat segera terwujud dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.