Sleman Perkuat Sinergi Tekan Stunting, Meski Angka Sudah di Bawah Nasional
Kabupaten Sleman, Yogyakarta, terus berupaya menurunkan angka stunting melalui sinergi lintas sektor, meskipun angka stunting di wilayah tersebut telah berada di bawah angka nasional.

Sleman, 25 Maret 2024 - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menunjukkan komitmen kuatnya dalam upaya penurunan angka stunting. Meskipun angka stunting di Sleman sudah berada di bawah angka nasional, berbagai upaya sinergis terus dilakukan untuk menekan angka tersebut lebih rendah lagi. Hal ini disampaikan dalam acara 'Rembug Stunting' yang diselenggarakan di Sleman, Selasa lalu.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting nasional mencapai 21,5 persen, DIY 18 persen, sedangkan Kabupaten Sleman mencatatkan angka yang lebih rendah, yaitu 12 persen. Namun, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman, Wildan Solichin, menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk terus menekan angka tersebut. "Meskipun angka ini lebih baik dibandingkan tingkat nasional maupun Provinsi DIY, upaya percepatan penurunan stunting tetap harus dilakukan secara berkelanjutan," tegasnya.
Data pemantauan status gizi melalui ePPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) menunjukkan tren positif. Pada tahun 2024, prevalensi stunting di Sleman turun menjadi 4,41 persen dari 4,51 persen di tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi bukti nyata efektivitas strategi yang telah diterapkan, namun pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk mencapai angka yang lebih ideal.
Strategi Penurunan Stunting di Sleman
Penurunan angka stunting menjadi prioritas utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sleman 2024-2045. Hal ini diungkapkan oleh Wildan Solichin. "Stunting tidak hanya menjadi permasalahan kesehatan, tetapi juga berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai kebijakan terpadu," jelasnya. Kebijakan terpadu ini mencakup berbagai program yang terintegrasi dan melibatkan banyak pihak.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Susmiarto, menambahkan bahwa evaluasi capaian program dan penyusunan strategi baru menjadi kunci keberhasilan. Diharapkan, melalui evaluasi yang komprehensif dan strategi yang tepat sasaran, angka stunting di Kabupaten Sleman dapat terus menurun secara signifikan. Beliau juga menekankan pentingnya program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Sleman, yaitu Bergas Waras Cerdas, yang fokus pada jaminan gizi 1.000 hari pertama kehidupan dan peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak.
Pentingnya kolaborasi pentahelix juga diutarakan oleh Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Provinsi DIY, Muhammad Iqbal Apriansyah. Beliau menekankan perlunya keterlibatan pemerintah, swasta, perguruan tinggi, media massa, dan masyarakat untuk penanganan stunting yang berkesinambungan. "Rembug Stunting ini menjadi gong awal bagi kita dalam berkontribusi menurunkan angka stunting sesuai peran masing-masing," imbuhnya.
Komitmen Bersama Tekan Stunting
Workshop Rembug Stunting diikuti oleh 130 peserta, termasuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten, Kapanewon dan Kalurahan Lokus Stunting, akademisi, organisasi profesi, perwakilan pengusaha, dan forum kemasyarakatan. Sebagai bentuk komitmen bersama, seluruh pemangku kepentingan menandatangani komitmen untuk menekan angka prevalensi stunting di Kabupaten Sleman.
Langkah ini sejalan dengan visi Sleman 2025-2030 untuk menciptakan masyarakat yang maju, adil, makmur, lestari, dan berkeadaban. Upaya ini juga mendukung target nasional menuju Indonesia Emas 2045, yang salah satu indikator keberhasilannya adalah penurunan angka stunting.
Dengan komitmen dan sinergi yang kuat dari berbagai pihak, Kabupaten Sleman optimistis dapat terus menurunkan angka stunting dan mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.