Pemkab Sigi Perkuat Kolaborasi untuk Tekan Angka Stunting
Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, gencar melakukan kolaborasi lintas sektor untuk menurunkan angka stunting hingga "zero kasus" dalam lima tahun mendatang.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah, terus berupaya menekan angka stunting dengan mengoptimalkan kolaborasi antar berbagai pihak. Bupati Sigi, Moh Rizal Intjenae, memimpin upaya ini dengan menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, Tim Penggerak PKK, tenaga kesehatan, dan pemerintah desa. Upaya ini dilakukan melalui intervensi spesifik dan sensitif di tingkat desa, serta aksi konvergensi di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Penurunan angka stunting di Kabupaten Sigi merupakan prioritas utama. Bupati Rizal Intjenae menegaskan bahwa fokus utama bukanlah sekadar meraih penghargaan, melainkan mencapai hasil nyata dalam menekan angka stunting. "Pada dasarnya ini bukan sekadar penilaian tapi tentang komitmen pemda dan semua pemangku kepentingan lainnya bekerja keras hingga angka stunting di Kabupaten Sigi dapat ditekan hingga zero kasus stunting," tegasnya saat mengunjungi Desa Bora, Rabu (7/5).
Pemkab Sigi telah menyusun sejumlah inovasi untuk mempercepat penurunan angka stunting dalam lima tahun ke depan. Inovasi ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas untuk masa depan Kabupaten Sigi. Kolaborasi dan inovasi menjadi kunci keberhasilan program ini, dengan harapan dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Strategi Lintas Sektor untuk Penurunan Stunting
Strategi yang diterapkan Pemkab Sigi melibatkan berbagai sektor, mulai dari intervensi spesifik hingga intervensi sensitif. Intervensi spesifik berfokus pada perbaikan gizi dan kesehatan langsung pada anak, sementara intervensi sensitif mencakup faktor-faktor yang memengaruhi gizi anak, seperti sanitasi, akses air bersih, dan pendidikan. Kolaborasi ini melibatkan Tim Percepatan Penurunan Stunting yang berperan aktif dalam memantau dan mengevaluasi program.
Pemerintah daerah juga telah melakukan aksi konvergensi di masing-masing OPD. Hal ini memastikan bahwa program penurunan stunting terintegrasi dalam berbagai program pembangunan daerah. Dengan demikian, upaya penurunan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab satu sektor, tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan.
Bupati Rizal Intjenae menekankan pentingnya komitmen semua pihak dalam upaya ini. "Tentunya ada strategi lintas sektor kami laksanakan dalam penanganan stunting yakni tanggung jawab bersama sehingga pentingnya membangun sinergi antarlini, mulai dari intervensi spesifik hingga intervensi sensitif di tingkat desa," ujarnya.
Capaian dan Target Penurunan Stunting
Data dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Sigi menunjukkan kemajuan signifikan dalam penurunan angka stunting. Dari tahun 2021 hingga 2023, angka stunting berhasil turun sebesar 26,4 persen. Pada tahun 2022, angka stunting turun dari 40,7 persen menjadi 36,8 persen, dan pada tahun 2023 turun lagi menjadi 26,4 persen.
Meskipun telah menunjukkan kemajuan, Pemkab Sigi tetap berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting. Saat ini, Kabupaten Sigi berada di peringkat keenam untuk kasus stunting di Sulawesi Tengah. Target jangka panjang adalah mencapai "zero kasus" stunting dalam waktu lima tahun mendatang. Ini menunjukkan ambisi dan komitmen Pemkab Sigi untuk mengatasi masalah stunting secara menyeluruh.
Dengan berbagai strategi dan inovasi yang diterapkan, Pemkab Sigi optimis dapat mencapai target tersebut. Kolaborasi dan komitmen semua pihak menjadi kunci keberhasilan dalam upaya menekan angka stunting di Kabupaten Sigi.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras dan komitmen semua pihak yang terlibat. Pemkab Sigi berharap dapat terus meningkatkan kolaborasi dan inovasi untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan. Dengan demikian, Kabupaten Sigi dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah yang lebih baik dan berkelanjutan.