Parigi Moutong Optimistis Raih Juara Penurunan Stunting Sulteng 2025
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong optimistis menjadi juara dalam penilaian aksi percepatan penurunan stunting tingkat Sulawesi Tengah tahun 2025, meskipun menghadapi tantangan geografis dan rendahnya kunjungan posyandu.

Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menargetkan juara dalam penilaian aksi percepatan penurunan stunting tingkat provinsi pada tahun 2025. Pencapaian juara satu pada tahun 2024 menjadi modal utama optimisme ini. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk kolaborasi lintas sektor dan penggunaan data riil dari e-PPBGM untuk memantau perkembangan penurunan angka stunting.
Kepala Bapplitbangda Parigi Moutong, Irwan, menyatakan optimisme tersebut. Ia menjelaskan bahwa penilaian melibatkan 29 indikator esensial dan 35 indikator penilaian penduduk pencegahan, dengan aksi konvergensi sebagai salah satu poin penting. Delapan poin aksi konvergensi telah dijalankan melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk organisasi perangkat daerah (OPD).
Meskipun data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan angka stunting di Parigi Moutong sebesar 28,5 persen pada tahun 2023 (lebih tinggi dari tahun sebelumnya), pemerintah kabupaten tetap optimis. Mereka mengacu pada data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM) yang menunjukkan prevalensi stunting hanya 9,8 persen. Perbedaan data ini dijelaskan dengan alasan data e-PPBGM dianggap lebih akurat karena didapatkan langsung dari lapangan.
Strategi Penurunan Stunting Parigi Moutong
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong telah menerapkan berbagai strategi untuk menurunkan angka stunting. Salah satu strategi kunci adalah aksi konvergensi yang melibatkan delapan poin penting, yaitu analisis situasi, perencanaan kegiatan, rembuk stunting, regulasi tingkat daerah, pembinaan kader, sistem pengelolaan data, pengukuran dan publikasi, serta review kinerja. Kolaborasi lintas sektor dan OPD menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan strategi ini. "Delapan aksi konvergensi telah kami lakukan melalui kolaborasi lintas sektor dan organisasi perangkat daerah (OPD) pengampu," ujar Irwan.
Selain itu, pemerintah daerah juga berupaya meningkatkan kunjungan ke posyandu. Namun, tantangan geografis berupa wilayah terpencil dan tersulit menjadi kendala. "Hingga kini baru sekitar 74 persen tingkat kunjungan posyandu," ungkap Irwan. Meskipun demikian, pemerintah optimistis dapat meningkatkan angka kunjungan posyandu hingga 100 persen dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Rendahnya antusiasme masyarakat dalam mengunjungi posyandu juga menjadi perhatian. Faktor geografis menjadi salah satu penyebabnya. Wilayah terpencil dan sulit dijangkau menjadi tantangan tersendiri dalam upaya meningkatkan kunjungan posyandu. Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong berkomitmen untuk mengatasi kendala ini demi mencapai target kunjungan posyandu yang paripurna.
Tantangan dan Solusi
Salah satu tantangan terbesar dalam upaya penurunan stunting di Parigi Moutong adalah rendahnya kunjungan masyarakat ke posyandu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kondisi geografis yang sulit dijangkau di beberapa wilayah. Hanya sekitar 74 persen masyarakat yang rutin mengunjungi posyandu. Pemerintah daerah menyadari pentingnya meningkatkan angka kunjungan ini hingga 100 persen.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Parigi Moutong akan berupaya memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal. Strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kunjungan posyandu untuk pencegahan stunting. Pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan akses layanan kesehatan dan edukasi kepada masyarakat di wilayah terpencil.
Meskipun menghadapi tantangan, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong tetap optimistis dapat mencapai target penurunan stunting dan meraih juara dalam penilaian tingkat provinsi. Komitmen yang kuat, strategi yang terencana, dan kolaborasi yang efektif menjadi kunci keberhasilan dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah tersebut. Data e-PPBGM yang menunjukkan angka stunting 9,8 persen menjadi pendorong semangat untuk terus berjuang mencapai target yang telah ditetapkan.
Keberhasilan Parigi Moutong dalam menurunkan angka stunting tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak sejak dini menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen yang tinggi, target penurunan stunting di Parigi Moutong diharapkan dapat tercapai.