Penanganan Stunting di Palu: Butuh Kolaborasi Terpadu, Bukan Parsial
Wakil Wali Kota Palu tekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penanganan stunting secara terpadu dan berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting di Kota Palu.

Palu, Sulawesi Tengah, 18 Maret 2024 - Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, menekankan pentingnya pendekatan terpadu dan berkelanjutan dalam penanggulangan stunting. Beliau menyatakan bahwa upaya pencegahan dan penanganan masalah gizi kronis ini tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Kegiatan rembuk stunting tingkat Kota Palu yang diadakan Selasa lalu menjadi wadah untuk menyusun strategi penanggulangan yang konkret dan terintegrasi.
Dalam rembuk stunting tersebut, Imelda Liliana Muhidin menegaskan perlunya sinergitas lintas sektor. "Penanggulangan dan penurunan stunting harus dilakukan secara simultan," ujarnya, "maka dibutuhkan kolaborasi para pihak." Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah Kota Palu untuk mengatasi masalah stunting secara serius dan menyeluruh.
Pernyataan tersebut ditegaskan kembali dengan penekanan pada peran aktif setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam pencegahan dan penanggulangan stunting. Setiap OPD harus mengambil peran aktif untuk memastikan program-program yang ada berjalan efektif dan terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama dalam menurunkan angka stunting.
Data dan Strategi Penurunan Stunting di Kota Palu
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu, Arfan, memaparkan data yang menunjukkan tren positif dalam penurunan angka stunting di Kota Palu. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan penurunan angka stunting dari 23,9 persen pada tahun 2021 menjadi 22,1 persen pada tahun 2023. Sementara data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) menunjukkan angka stunting turun dari 7,9 persen pada tahun 2021 menjadi 6,16 persen pada tahun 2024.
Penurunan angka stunting ini menunjukkan keberhasilan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Palu dan berbagai pemangku kepentingan. Kota Palu bahkan telah menerima penghargaan atas keberhasilannya dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi dan strategi yang tepat, penurunan angka stunting dapat dicapai.
Arfan juga menjelaskan tentang delapan konvergensi dalam penanganan dan pencegahan stunting. Rembuk stunting sendiri menjadi langkah awal untuk menyusun perencanaan dan intervensi yang lebih efektif. Delapan konvergensi ini diharapkan dapat memperkuat komitmen bersama dalam mempercepat penurunan angka stunting di Kota Palu.
Peran Pemerintah dan Komitmen Bersama
Pemerintah Kota Palu menyadari pentingnya peran mereka dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul. "Pemerintah bertanggung jawab memberikan pelayanan yang optimal dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul," kata Arfan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus berupaya menurunkan angka stunting dan memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan berkualitas.
Rembuk stunting ini diharapkan dapat memperkuat komitmen bersama dalam mempercepat penurunan angka stunting di Kota Palu. Dengan kolaborasi yang kuat antar sektor dan komitmen yang tinggi dari semua pihak, diharapkan angka stunting di Kota Palu dapat terus menurun dan generasi mendatang dapat tumbuh sehat dan berkualitas.
Melalui berbagai program dan intervensi yang terintegrasi, pemerintah Kota Palu berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting. Kolaborasi dan sinergi antar sektor menjadi kunci keberhasilan dalam upaya ini. Dengan demikian, diharapkan Kota Palu dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya penanggulangan stunting.
Dengan adanya komitmen dan kerja sama yang kuat dari berbagai pihak, diharapkan angka stunting di Kota Palu akan terus menurun dan generasi mendatang akan tumbuh sehat dan berkualitas. Keberhasilan ini akan menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi dan strategi yang tepat, penurunan angka stunting dapat dicapai.