SMAN 3 Taruna Angkasa Raih Dua Medali Emas di YISF 2025, Inovasi Bioplastik dan Batik Pecel!
Tim peneliti SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua medali emas di YISF 2025 berkat inovasi bioplastik dari limbah jagung dan riset Batik Pecel khas Madiun.

Tim peneliti dari SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang Youth International Science Fair (YISF) 2025. Kejuaraan yang diselenggarakan di Universitas Negeri Malang pada 21-24 Februari 2025 ini menyaksikan SMAN 3 Taruna Angkasa meraih dua medali emas, penghargaan Best Booth, dan Grand Prize. Prestasi membanggakan ini diraih melalui dua penelitian inovatif yang berfokus pada pemanfaatan limbah pertanian dan pengembangan potensi ekonomi kreatif lokal.
Dua tim dari sekolah tersebut berhasil menunjukkan kemampuannya dalam menciptakan inovasi yang berdampak positif. Tim pertama, yang beranggotakan Ni Putu Vidya Anggun, Afflatus Felician, dan Najmah Maia Fairuz, berhasil menciptakan plastik biodegradable dari bonggol jagung dan jerami. Sementara itu, tim kedua yang terdiri dari Shafyero Faiq, Zaskia Aulia Pramesti, dan Najma Ayeesha Yumna, melakukan riset mendalam mengenai potensi ekonomi dan pariwisata dari Batik Pecel khas Madiun.
Kedua penelitian ini tidak hanya menunjukkan kemampuan akademik yang tinggi, tetapi juga menekankan pentingnya inovasi dalam memecahkan masalah lingkungan dan mengembangkan potensi ekonomi lokal. Prestasi ini menjadi bukti nyata kontribusi generasi muda Indonesia dalam menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan.
Inovasi Bioplastik Ramah Lingkungan dari Limbah Jagung
Tim yang terdiri dari Ni Putu Vidya Anggun, Afflatus Felician, dan Najmah Maia Fairuz, berhasil menciptakan inovasi yang luar biasa. Mereka berhasil memanfaatkan limbah pertanian berupa bonggol jagung dan jerami untuk menghasilkan plastik biodegradable. Penelitian mereka menunjukkan bahwa satu kuintal jerami dan satu kuintal bonggol jagung dapat menghasilkan 5.333 lembar plastik ramah lingkungan yang mudah terurai. 'Inovasi ini tidak hanya membantu mengatasi limbah pertanian, tetapi juga dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi sampah plastik,' ungkap salah satu anggota tim.
Keunggulan plastik biodegradable hasil penelitian ini terletak pada waktu penguraiannya yang sangat cepat. Plastik ini dapat terurai sempurna dalam waktu 57 hari dengan residu hanya 0,001 gram. Hal ini jauh lebih cepat dibandingkan produk sejenis di pasaran yang membutuhkan waktu 1 hingga 2 tahun untuk terurai. Inovasi ini berpotensi besar untuk mengurangi masalah sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan.
Penelitian ini menunjukkan potensi besar dalam mengelola limbah pertanian dan menciptakan produk ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah yang selama ini dianggap tidak berguna, inovasi ini memberikan solusi berkelanjutan dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Eksplorasi Potensi Batik Pecel Khas Madiun
Tim kedua, yang diketuai oleh Shafyero Faiq, Zaskia Aulia Pramesti, dan Najma Ayeesha Yumna, melakukan riset yang fokus pada pengembangan potensi ekonomi kreatif lokal. Mereka meneliti Batik Pecel, sebuah batik dengan motif kuliner khas Madiun. Penelitian ini menganalisis potensi batik tersebut dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 'Batik Pecel memiliki nilai budaya yang unik karena menggabungkan unsur kuliner khas Madiun dengan seni batik tradisional. Riset ini bertujuan untuk memahami potensi batik ini dalam meningkatkan sektor ekonomi dan pariwisata lokal,' jelas Najma.
Penelitian ini tidak hanya mengangkat nilai budaya lokal, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Dengan mengeksplorasi potensi Batik Pecel, penelitian ini membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi kreatif di Madiun dan sekitarnya. Inovasi ini juga berpotensi untuk menarik minat wisatawan dan meningkatkan sektor pariwisata.
Penelitian ini menunjukkan bagaimana kekayaan budaya lokal dapat dipadukan dengan inovasi untuk menciptakan peluang ekonomi baru. Dengan menggabungkan unsur seni, budaya, dan kuliner, Batik Pecel memiliki potensi yang besar untuk menjadi produk unggulan daerah.
Apresiasi dari Dinas Pendidikan Jawa Timur
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, memberikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan tim peneliti SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun. Beliau menyatakan bahwa inovasi yang dihasilkan oleh para siswa merupakan wujud nyata kontribusi generasi muda dalam membangun peradaban dan menyiapkan Indonesia Emas 2045. 'Kami berharap inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat luas, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan. Semakin banyak ide kreatif yang dihasilkan, semakin besar pula peran siswa dalam membawa perubahan,' kata Aries.
Dinas Pendidikan Jawa Timur berkomitmen untuk terus mendorong budaya penelitian di kalangan pelajar agar Jawa Timur dapat menjadi pusat inovasi pendidikan di tingkat nasional. Prestasi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun ini menjadi bukti nyata keberhasilan program tersebut.
Kedua inovasi yang dihasilkan oleh siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan. Prestasi ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menginspirasi siswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.