Strategi Berlian: Membangun Fiskal Indonesia di Tengah Gejolak Global
Konsep "Strategic Diamond" menawarkan solusi komprehensif bagi Indonesia dalam merumuskan strategi fiskal yang tangguh menghadapi ketidakpastian ekonomi global, melalui lima elemen kunci: Arenas, Vehicles, Differentiators, Staging, dan Economic Logic.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Gejolak ekonomi global seperti krisis energi, pandemi COVID-19, dan ketegangan geopolitik menekan sistem fiskal dunia, termasuk Indonesia. Untuk menjaga stabilitas fiskal dan keberlanjutan pembangunan, Indonesia membutuhkan strategi fiskal yang komprehensif dan adaptif. Konsep "Strategic Diamond", yang meliputi lima elemen kunci, diusulkan sebagai pendekatan yang relevan. Pemerintah Indonesia, melalui empat institusi kunci (Kemenkeu, Kementerian PPN/Bappenas, KemenPANRB, dan Sekretariat Negara), menerapkan konsep ini untuk menjabarkan visi Presiden ke dalam program prioritas nasional.
Konsep "Strategic Diamond" menjawab kebutuhan akan formulasi strategi yang menyeluruh dan integratif. Lima elemen utamanya adalah Arenas (sektor prioritas), Vehicles (instrumen kebijakan), Differentiators (keunggulan strategi), Staging (urutan implementasi), dan Economic Logic (logika ekonomi yang mendasari). Penerapan konsep ini diharapkan menghasilkan pengelolaan keuangan negara yang prudent dan akuntabel, serta mampu menghadapi tantangan ekonomi global.
Artikel ini akan membahas penerapan "Strategic Diamond" dalam strategi fiskal Indonesia, menganalisis kondisi ekonomi Indonesia tahun 2024, mempelajari pengalaman negara lain, dan memberikan rekomendasi untuk memperkuat daya tahan fiskal Indonesia. Pemahaman mendalam mengenai strategi ini krusial bagi Indonesia untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut.
Elemen-Elemen Strategic Diamond dalam Strategi Fiskal Indonesia
Arenas: Strategi fiskal Indonesia memfokuskan pada sektor strategis. Reformasi perpajakan diprioritaskan untuk meningkatkan penerimaan dan memperluas basis pajak secara adil dan inklusif. Belanja negara diarahkan pada sektor dengan multiplier effect tinggi, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Subsidi difokuskan untuk meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran, terutama untuk energi dan pangan.
Vehicles: Berbagai kebijakan fiskal berperan sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan. UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) menjadi tonggak reformasi perpajakan. Digitalisasi administrasi perpajakan melalui e-faktur, e-bupot, dan pengembangan core tax system juga dijalankan. Kerja sama internasional, seperti dalam kerangka Global Forum on Transparency dan Inclusive Framework on BEPS, juga dilakukan untuk meningkatkan transparansi dan keadilan sistem perpajakan global.
Differentiators: Keunggulan strategi fiskal Indonesia termasuk ketahanan fiskal pasca-pandemi COVID-19, dengan rasio utang terhadap PDB di bawah 38 persen. Digitalisasi fiskal yang agresif dan sistematis juga menjadi keunggulan dalam meningkatkan efisiensi dan kepatuhan pajak.
Staging: Strategi fiskal diterapkan bertahap. Jangka pendek fokus pada perluasan basis pajak dan penguatan belanja sosial. Jangka menengah diarahkan pada transformasi ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Jangka panjang bertujuan pada konsolidasi fiskal dengan defisit anggaran di bawah 3 persen dari PDB.
Economic Logic: Strategi ini bertujuan menciptakan ruang fiskal untuk merespons krisis dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dengan memperluas penerimaan dan meningkatkan efisiensi belanja, Indonesia diharapkan mampu menjaga stabilitas makroekonomi sambil menyediakan layanan publik berkualitas.
Kondisi Perekonomian Indonesia Tahun 2024
Pada tahun 2024, Indonesia menunjukkan ketahanan fiskal yang kuat. PDB tumbuh 5,2 persen, inflasi terjaga di 2,8 persen, penerimaan pajak mencapai 10,4 persen dari PDB, dan defisit anggaran ditekan hingga 2,3 persen dari PDB. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemulihan ekonomi pascapandemi dan respons fiskal yang adaptif.
Pengalaman Negara Lain dan Rekomendasi untuk Indonesia
Pengalaman Irlandia, Korea Selatan, dan Chile dalam mengelola fiskal di tengah tekanan global memberikan pembelajaran berharga. Irlandia sukses mendorong sektor teknologi melalui insentif pajak, Korea Selatan meningkatkan efisiensi fiskal dengan teknologi digital, dan Chile menjaga stabilitas anggaran dengan aturan fiskal jangka panjang. Indonesia perlu mengadopsi strategi yang lebih terintegrasi dan inovatif.
Rekomendasi utama meliputi: memperkuat penerimaan negara melalui optimalisasi basis data perpajakan dan peningkatan pemanfaatan teknologi informasi; meningkatkan efektivitas belanja negara melalui result-based budgeting; menjajaki instrumen fiskal baru seperti green bonds dan pajak karbon; menerapkan aturan fiskal yang kredibel; dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan fiskal.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, Indonesia dapat memperkuat daya tahan fiskalnya dalam menghadapi dinamika global yang kompleks. Penerapan konsep "Strategic Diamond" menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut.