Sukses Bulan Bahasa Bali 2025, Pemprov Luncurkan Tema 2026: Atma Kerthi Udiana Purnaning Jiwa
Pemerintah Provinsi Bali sukses selenggarakan Bulan Bahasa Bali 2025 dan meluncurkan tema untuk tahun 2026 yaitu "Atma Kerthi Udiana Purnaning Jiwa", guna melestarikan bahasa dan budaya Bali.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali baru saja menutup penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali 2025 dengan sukses dan langsung meluncurkan tema untuk tahun 2026. Penutupan acara dan peluncuran tema baru ini diumumkan langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, pada Minggu, 2 Maret 2025, melalui siaran resmi Pemprov Bali di Denpasar. Tema yang diusung untuk Bulan Bahasa Bali 2026 adalah "Atma Kerthi Udiana Purnaning Jiwa", yang artinya sangat baik dan positif dalam konteks pelestarian budaya Bali.
Gubernur Koster mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan Bulan Bahasa Bali 2025. Beliau secara khusus menyoroti antusiasme remaja Bali dalam mengikuti lomba debat berbahasa Bali. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pelestarian bahasa dan budaya Bali mendapat sambutan positif dari generasi muda. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa upaya pelestarian budaya Bali tetap relevan di era modernisasi.
Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali secara rutin sejak tahun 2019 dilatarbelakangi oleh kekhawatiran Gubernur Koster terhadap semakin berkurangnya penggunaan bahasa Bali di kalangan anak muda. Penggunaan bahasa Indonesia di sekolah, bahasa asing di tempat kerja, dan bahkan pergeseran penggunaan bahasa di lingkungan keluarga menjadi alasan utama di balik inisiatif ini. Gubernur Koster mencatat adanya pergeseran penggunaan bahasa di keluarga, seperti penggunaan kata "mami papi" dan "mother" menggantikan sebutan tradisional seperti "meme" dan "dadong".
Menguatkan Karakter dan Melestarikan Tradisi Bali
Gubernur Koster menegaskan komitmen Pemprov Bali dalam melestarikan kebudayaan Bali melalui berbagai program prioritas. Hal ini diwujudkan dalam beberapa peraturan daerah, seperti Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali dan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. Selain itu, Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali juga turut mendukung upaya ini. Bulan Bahasa Bali merupakan salah satu program penting dalam rangkaian upaya pelestarian tersebut.
Bulan Bahasa Bali 2025 yang bertema "Jagat Kerthi: Jagra Hita Samasta" telah diikuti oleh 1.487 dari 1.500 desa adat dan 667 dari 716 desa/kelurahan di Bali. Partisipasi dari sekolah-sekolah juga sangat menggembirakan, dengan 131 dari 152 SMA, serta seluruh SMK dan SLB di Bali ikut berpartisipasi. Hal ini menunjukkan dukungan yang luas terhadap program ini dari berbagai lapisan masyarakat Bali.
Berbagai kegiatan menarik telah dilaksanakan selama Bulan Bahasa Bali 2025, termasuk berbagai perlombaan yang diikuti oleh 805 peserta. Pemprov Bali juga memanfaatkan media sosial secara efektif, menghasilkan 2 juta penonton untuk konten-konten yang diunggah di Instagram dan Facebook. Suksesnya Bulan Bahasa Bali 2025 ini menjadi modal penting untuk melanjutkan program serupa di tahun-tahun mendatang.
Tema Bulan Bahasa Bali 2026: Atma Kerthi Udiana Purnaning Jiwa
Peluncuran tema "Atma Kerthi Udiana Purnaning Jiwa" untuk Bulan Bahasa Bali 2026 diharapkan dapat semakin memperkuat semangat pelestarian bahasa dan budaya Bali. Tema ini dipilih dengan harapan dapat menginspirasi masyarakat Bali untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan budaya leluhur. Pemprov Bali berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan program Bulan Bahasa Bali guna memperkuat identitas dan karakter masyarakat Bali di masa depan.
Dengan keberhasilan Bulan Bahasa Bali 2025 dan peluncuran tema untuk tahun 2026, Pemprov Bali menunjukkan komitmen yang kuat dalam melestarikan bahasa dan budaya Bali. Partisipasi aktif masyarakat Bali dari berbagai kalangan menjadi kunci keberhasilan program ini. Semoga di tahun-tahun mendatang, Bulan Bahasa Bali akan terus berkembang dan semakin sukses dalam melestarikan warisan budaya Bali bagi generasi mendatang.
Melalui berbagai program dan kegiatan yang inovatif, Pemprov Bali berupaya untuk memastikan bahwa bahasa, aksara, dan sastra Bali tetap lestari dan diwariskan kepada generasi penerus. Ini adalah langkah penting dalam menjaga identitas dan kekayaan budaya Bali di tengah arus globalisasi.