Badung Lestarikan Aksara Bali Lewat Lomba Baligrafi
Dinas Kebudayaan Badung menggelar perlombaan Baligrafi dalam rangka Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025 untuk melestarikan aksara Bali di kalangan generasi muda, mendorong kreativitas seni, dan memperkuat nilai-nilai budaya Bali.
![Badung Lestarikan Aksara Bali Lewat Lomba Baligrafi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230155.744-badung-lestarikan-aksara-bali-lewat-lomba-baligrafi-1.jpg)
Badung, Bali – Dalam upaya melestarikan penggunaan aksara Bali di kalangan generasi muda, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung menggelar perlombaan Baligrafi yang menarik perhatian. Lomba ini merupakan bagian dari rangkaian acara Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025, yang diselenggarakan pada Kamis, 6 Februari 2025 di Mangupura. Acara ini tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi wadah apresiasi seni dan spiritualitas tinggi yang melekat pada aksara Bali.
Menghidupkan Aksara Bali melalui Seni Visual
Menurut Ida Bagus Nyoman Segarayoga, perwakilan juri, lomba Baligrafi ini mendorong peserta untuk berkreasi dalam membentuk karya seni dua dimensi menggunakan aksara Bali. Peserta dituntut untuk menuangkan kreativitas mereka dalam bentuk visual art, dengan tema yang selaras dengan tema Bulan Bahasa Bali tahun ini, yaitu "Jagat Kerthi Jagra Hita Samasta", yang berarti keharmonisan dengan alam. Hal ini menunjukkan bagaimana Disbud Badung berupaya untuk menghubungkan pelestarian budaya dengan isu-isu lingkungan yang relevan.
Konsep alam dalam karya seni Baligrafi ini bukan hanya sekadar tuntutan tema, tetapi juga sebuah upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal Bali dengan keindahan alam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Bali. Dengan memadukan aksara Bali dan alam, diharapkan karya-karya yang dihasilkan dapat menyampaikan pesan yang mendalam dan menginspirasi.
Lebih dari Sekadar Kompetisi
Lomba Baligrafi ini bukan hanya sekedar perlombaan untuk memperebutkan hadiah. Lebih dari itu, lomba ini menjadi wahana untuk meningkatkan keterampilan menulis aksara Bali yang indah dan sekaligus memperkuat nilai-nilai budaya Bali beserta warisan kekayaan sastranya. Para peserta didorong untuk menghasilkan karya yang luar biasa dan penuh makna, dengan penilaian yang meliputi tema, gagasan, komposisi bentuk dan warna, serta kreativitas.
Dengan demikian, lomba ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya bagi para peserta, tetapi juga bagi masyarakat Bali secara keseluruhan. Partisipasi aktif generasi muda dalam melestarikan aksara Bali melalui medium seni visual ini merupakan langkah penting dalam menjaga kelangsungan budaya Bali untuk generasi mendatang.
Pelestarian Aksara Bali melalui Berbagai Ajang
Selain lomba Baligrafi, Disbud Kabupaten Badung juga menyelenggarakan berbagai perlombaan lain dalam rangka Bulan Bahasa Bali tahun 2025. Beberapa di antaranya adalah lomba mengetik aksara Bali di komputer, menulis aksara Bali, dan menggambar di atas daun lontar. Keragaman lomba ini menunjukkan komitmen Disbud Badung dalam melestarikan aksara Bali melalui berbagai pendekatan dan media, dengan tujuan menjangkau kelompok usia dan minat yang lebih luas.
Pendekatan multi-faceted ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan pelestarian aksara Bali. Tidak hanya melalui lomba menulis, tetapi juga melalui lomba mengetik dan menggambar di daun lontar, Disbud Badung berupaya untuk memperkenalkan aksara Bali secara lebih komprehensif dan menarik bagi generasi muda. Inovasi dalam metode pelestarian budaya ini patut diapresiasi.
Harapan untuk Masa Depan
Melalui berbagai lomba yang diadakan, Disbud Badung berharap dapat menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap aksara Bali dan kebudayaan Bali pada umumnya. Dengan memadukan unsur kreativitas, seni, dan nilai-nilai budaya, diharapkan aksara Bali dapat tetap lestari dan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Partisipasi aktif generasi muda dalam kegiatan ini merupakan kunci keberhasilan pelestarian budaya Bali.
Keberhasilan pelestarian aksara Bali tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada peran serta masyarakat, khususnya generasi muda. Dengan adanya perlombaan seperti Baligrafi ini, diharapkan akan muncul lebih banyak lagi generasi muda yang tertarik untuk mempelajari dan melestarikan aksara Bali, sehingga warisan budaya Bali tetap terjaga dan dihargai.
Kesimpulan
Lomba Baligrafi yang diselenggarakan oleh Disbud Badung merupakan langkah inovatif dan efektif dalam melestarikan aksara Bali. Dengan menggabungkan unsur seni dan kreativitas, lomba ini berhasil menarik minat generasi muda untuk mempelajari dan menghargai aksara Bali. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa dalam pelestarian budaya lokal mereka.